Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Tim Penolong Umi
Oleh Kania Ningsih 20 May 2015
“Mi, kakak seneng jadi pembantu umi” Kata Zaidan sambil memamerkan tawa lebarnya.
“Maksudnya senang membantu umi?” kata saya.
“Iya” Jawab Zaidan lagi.
Percakapan di atas sudah berlangsung lama sekali, namun tetap saya simpan dalam memori. Senangnya punya anak yang suka membantu orangtua. Walau sebenarnya saya tahu betul ada maksud di balik itu, yaitu…main air! Tapi saya biarkan dia melakukan yang disukainya selama tidak berlebihan.
Melihat kakaknya asyik mencuci perabotan, sang adik, Raissa, tak mau kalah. Ia ingin juga membantu umi. Didorongnya sebuah kursi ke dekat bak cuci piring. Ia naik ke atasnya agar bisa menjangkau keran. Karena dua-duanya ingin membilas perabotan dengan sabun, maka kakak dan adik bergantian memakai spon busa. Saat kakak menyabuni perabotan, adik membilas perabotan dengan air. Lalu adik menyabuni perabotan memakai spon busa dan giliran kakak yang membersihkan perabotan dengan air. Begitu seterusnya.
Setelah saya selesai masak tak jauh dari tempat mereka mencuci perabotan, semua perabotan berukuran kecil sudah bersih dan tersimpan rapi di keranjang. Kakak dan adik, mereka berdua jadi hebat sebagai tim penolong umi dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
“Tinggal perabotan yang besar mi, kakak nggak bisa” kata Zaidan. “Ya nggak apa-apa, biar sama umi. Makasih ya sudah bantu umi.” Kata saya. Mudah-mudahan kalau kakak dan adik terbiasa melakukan pekerjaan di rumah, mereka bisa jadi anak yang mandiri dan bisa saling menolong sesama anggota keluarga. Aamin.