Kegiatan urban farming, yang menjadi bagian dari Program Bunda Mengajar, dilakukan untuk menguatkan akses pangan lokal di kalangan warga Kampung Badran Yogyakarta. Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi bagi masyarakat miskin dan mengurangi angka balita yang menderita malnutrisi.
Aktivitas urban farming dirintis sejak 2018 dengan pembangunan demplot rumah kaca di RW 1, RW 3, RW 9, dan RW 11. Setiap demplot dikelola oleh kelompok tani wanita dengan dipandu oleh kader Bunda Mengajar yang berjumlah lima orang.
Di dalam demplot tersebut, para pengelola mengajarkan menanam tanaman sayur yang dapat dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Sayuran itu berupa bayam, kangkung, dan sawi. Sistem penanaman sayuran menggunakan metode hidroponik.
Sistem ini dipilih karena tidak perlu memanfaatkan lahan yang luas. Jadi, pola cocok tanam ini sangat pas jika diterapkan di daerah pemukiman yang lahannya sempit. Penggunaan pupuk dan air juga lebih efiesien. Hal itu memudahkan pengendalian hama dan sejumlah penyakit tanaman. Sistem ini juga lebih menguntungkan ditilik dari sisi kuantitas dan kualitas karena hasil produksi pertanian yang lebih banyak dan bersih.
Guna meningkatkan pengetahuan kelompok tani wanita, tidak lupa untuk digelar pelatihan, pendampingan rutin, pembinaan, benchmarking, dan studi banding oleh Mitra pendamping program yaitu Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).
Selain sebagai sumber pangan, demplot juga menjadi pusat pembelajaran anak-anak PAUD mengenai sejumlah sumber nutrisi. Para anak-anak PAUD mendapatkan materi tentang edukasi gizi.
Hasilnya, selama 2 bulan, demplot urban farming berhasil panen pada pertengahan Maret 2018. Hasil panen pun dimanfaatkan untuk program makanan tambahan posyandu, dan sisanya dijual kepada masyarakat untuk menambah biaya operasional demplot.
Setiap testimonial yang kami terima, akan kami proses terlebih dahulu,
untuk mengecek kesesuaian testimonial dengan konteks dan tujuan website ini