Bakso Domba; Kuliner Ajegile Khas Garut
Oleh Teguh Yuono 21 May 2013
Selamat pagi, siang, sore, malam (tergantung bacanya kapan) Mas Mbak Bro yang baik hatinya. Di kesempatan kali ini, saya mau memperkenalkan sebuah kuliner yang berasal dari pesisir selatan bumi parahyangan, Jawa Barat. Kuliner yang mungkin belum begitu terkenal khas dari Kabupaten Garut. Hayoo, coba tebak apa? Tolong di bantu ya, simsalabim jadi apa prok-prok-prok (Pak Tarno Mode). Dan kuliner yang mau saya bahas disini adalah taraa ... Bakso Domba Garut. Hehe. Gimana? Pernah denger nggak? Atau sudah pernah nyicip? Penasaran ya? Kalo gitu ayo ikut saya.
Emm, saya yakin seyakin-yakinnya, Mas dan Mbak Bro yang baik hatinya ini pasti pernah makan bakso. Lha gimana enggak, bakso khan memang salah satu kuliner yang populer di masyarakat dan hampir pasti dijajakan di setiap pelosok kampung negeri ini. Percaya nggak? Kalo nggak percaya ya uwes gak tak lanjut nih tulisannya. │tuuttt│ Nah gitu dong percaya sama aku. hehe. Mas Mbak, kita mungkin sering makan makanan yang bentuknya bulat-bulat gak karuan ini. Tapi rata-rata bakso yang sering kita makan dan yang umum ada di pasaran adalah bakso yang bahannya dari daging sapi. Nah, apa jadinya kalau daging sapi yang merupakan bahan pembuat bakso ini diganti dengan daging jenis lain. Misalnya diganti dengan daging komodo, biawak, atau brontosaurus. Haha. Pasti citarasa baksonya bakal berubah dan berbeda to. Nah, penggantian bahan daging pembuat bakso seperti yang saya ceritakan itu ternyata sudah dilakukan di beberapa warung bakso di Garut sejak bertahun-tahun silam. Di sini, daging sapi disubstitusi dengan varian daging domba (hah leganya, kirain diganti pakai daging komodo, biawak atau brontosaurus).
Daging domba memang tersedia banyak di Garut. Maklumlah, di Garut-khan domba memang dipelihara oleh sebagian besar masyarakatnya. Selain untuk dijadikan hewan aduan, domba Garut juga dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan baku kerajinan kulit seperti dibuat tas, jaket, dompet, sepatu, sandal, ikat pinggang, dan lain-lain. Nah, sedangkan dagingnya selain dimanfaatkan sebagai lauk makan sehari-hari, juga sering digunakan sebagai bahan baku bakso. Bakso yang bahan bakunya dari daging domba inilah yang kemudian disebut bakso domba.
Kalo masalah citarasa, bakso domba Garut menurutku memang jauh lebih maknyuus dibanding bakso sapi yang umum di pasaran, lantaran tekstur, rasa, dan aromanya yang khas banget.
Dari segi tekstur, bakso domba lebih berserat dan gempal jika dibanding bakso sapi. Karena serat dan gempalnya itu, setiap gigitan dan kunyahan ketika kita mengkonsumsi bakso ini bakal menimbulkan sensasi yang nggak mudah terlupa. Ada semacam kriuk dan krenyes-krenyes gimana gitu (saya nggak bisa membahasakannya, hehe) yang membuat kita bisa sampai merem melek ketika menikmatinya (lebay ya? Tapi memang gitu lho), dan saat kunyahan bakso itu kita telan, ada moment-moment yang tak ingin segera berlalu yang terjadi di tenggorokan, sehingga membuat kita menelan kunyahan tersebut dengan pelan-pelan.
Dari segi rasa, bakso domba memang khas banget. Kandungan lemak yang tinggi dari daging domba adalah faktor pembeda terbesar antara bakso domba dan bakso sapi. Lemak daging domba yang berkarakter itu akan terasa lumer di lidah dan bisa membuat kita gigit bibir ketika menikmatinya. Selain baksonya, kuahnya juga khas, pedas asin, gurih bercampur dengan komposisi yang sempurna.
Nah kemudian aromanya. Aroma khas domba sangat kontras terasa di hidung dan mulut saat porsi bakso ini terhidang di hadapan kita. Bagi yang nggak terbiasa dengan daging domba, mungkin akan mengernyitkan dahi ketika mencium aroma bakso ini. Tapi bagi Mas dan Mbak yang memang sudah terbiasa, aroma domba justru akan menjadi penambah nafsu makan dan semakin mensemarakan citarasa bakso ini.
Gabungan tekstur, rasa, dan aroma ini lah yang kemudian membuat bakso domba wajib Mas dan Mbak cicipi kalo berkunjung ke Garut. Dan jika memang Mas dan Mbak berminat, saya rekomendasikan sampean-sampean untuk mencicipi bakso domba Garut ini di warung bakso domba Mang Encep yang letaknya tepat di pojok Bundaran Suci (Kalau dari Bandung mau ke Tasikmalaya pasti ngelewatin). Harga yang ditawarkan untuk seporsi bakso ini di warung Mang Encep tergolong cukup murah, karena dengan merogoh Rp. 12.000 Mas Mbak sudah dapat menikmati satu porsi bakso domba yang maknyus ini.
Oh iya, kalo dari segi gizi saya nggak bisa bicara banyak, masalahnya saya bukan orang gizi atau orang kesehatan. Tapi referensi yang saya peroleh dari hasil searching di ndoro Google, menunjukan bahwa bakso domba ini ternyata memang kaya akan gizi. Kandungan tersebut antara lain protein, lemak, karbohidrat, selain juga bebepa vitamin dan mineral yang tak perlu saya sebutkan satu per-satu. Yang jelas saya yakin ini kuliner pasti sehat dan yang lebih penting pasti enak.
Salam Maknyuus!
Sumber Foto: Dokumen Pribadi