Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Baksos dan Bercengkrama dengan Warga di Taman Bahowo
Oleh Ani Berta 27 Nov 2016
Kegiatan Jelajah Gizi Minahasa bersama Nutrisi Untuk Bangsa ini, daya tarik dan kesan uniknya adalah tidak hanya mengangkat soal kuliner. Ada bakti sosial penanaman Mangrove di Taman Bahowo. Kami peserta Jelajah Gizi Minahasa, terlibat langsung menanam Mangrove di area Taman yang masih gundul.
Tempat yang kami tanami Mangrove adalah Lingkungan IV Bahowo, Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken Kota Manado. Pusat Rehabilitasi dan Pembibitan Mangrove di sana salah satunya didukung oleh Aqua PT.Danone yang memberikan 500 bibit Mangrove.
Menurut Rio Puasa, selaku Koordinator Program Mangrove Taman Bahowo, fungsi Mangrove di Taman Bahowo sebagai penghalau ombak besar supaya tidak sampai ke rumah warga di pesisir. Mangrove dapat menahan terjangan ombak besar.
Bibit Mangrove yang siap ditanam
Jenis Mangrove yang ditanam di Taman Bahowo, terdiri dari Bruguiera Gymnorhiza, Rhizaphora Apiculata, Ceriops Tagal dan Rhizophora Mucronata.
Mangrove yang dibudidayakan juga menambah nilai ekonomi untuk warga setempat. Menurut Rio, satu bibit Mangrove dijual seharga Rp.2500 oleh warga. Hal ini dimaksudkan, saat organisasi LSM dan institusi lainnya selesai mendampingi, warga sekitarnya bisa mandiri dalam membudidayakan Mangrove.
Tanaman Mangrove sangat penting bagi ekosistem pantai, agar penghijauan memberikan oksigen segar dan menahan terjangan ombak besar. Hal ini dapat menjadi inspirasi untuk daerah lain.
Kata Ibu Ema, dari Kelompok Mangrove Tunas Baru Bahowo, bahwa Taman Mangrove yang tersisa di Minahasa yang terluas hanya di Taman Bahowo ini. Yang lainnya sudah banyak yang tergusur dan tidak dioptimasikan. Oleh karena itu, ia berharap semua pihak dapat membantu dalam mempertahankan ekosistem terkait Mangrove ini agar bisa berkembang dan tidak punah. Binatang-binatang sekitar pantai pun akan bertahan jika Mangrove ada.
Kelompok Mangrove Tunas Baru Bahowo merupakan organisasi yang mengedukasi komunitasnya beserta penduduk mulai dari edukasi ekosistem, pengelolaan sampah dan dasar-dasar jurnalis.
Taman Mangrove di Taman Bahowo juga difungsikan sebagai daerah wisata. Jadi, bagi siapa pun yang ke Manado, jangan lupa mengunjungi Taman Mangrove Bahowo, di sana bisa ikut menanam Mangrove, menyelusuri terumbu karang dan snorkeling di Taman Laut Bahowo.
Urusan kuliner, tetap nomor satu. Di sana, saya dan teman-teman menikmati nasi hangat dengan lauk utama, Ikan Kakak Tua. Unik banget ikan ini, tulang ikannya berwarna biru dan hidup di Pantai Bahowo. Menurut warga, cara menangkap ikan ini sangat mudah dan memasaknya tak perlu banyak bumbu. Cukup digoreng atau dikukus lalu dihidangkan bersama sambal Dabu Dabu.
Foto oleh: FB Nutrisi Untuk Bangsa
Foto oleh: FB Nutrisi Untuk Bangsa
Onde Minahasa
Di Taman Bahowo pun ada jajanan Kue Onde dan Panada yang enak disantap dengan teh hangat sambil menikmati angin pantai yang sejuk.
Kue Onde di Manado, terbuat dari tepung ketan yang diisi larutan gula merah dan luarnya ditaburi kelapa parut. Mirip Kue Klepon di Jawa Barat.
Berkesan dan terasa nikmat, setelah menanam Mangrove, kembali ke meeting point melalui rute jalan lumpur. Asyik sekali, kami ditantang untuk jeli saat berjalan, supaya tidak menginjak bibit-bibit Mangrove yang baru ditanam tapi berupa batang saja. Kami pun asyik menenggelamkan kaki dalam lumpur sambil berjalan dan becanda.
Kegiatan di Taman Mangrove Bahowo ini, membuat kami akrab dengan alam secara langsung dan bebas menyapa warga sekitarnya yang ramah dan welcome.
Semoga suatu saat bisa kembali ke Taman Mangrove Bahowo yang asri, sejuk dan bersahabat. Dan saya berharap lebih banyak lagi organisasi dan institusi yang bisa membantu warga Taman Bahowo dalam pendampingan pelestarian Mangrove serta edukasi-edukasi lainnya.