Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
CAMILAN LEZAT SALA LAUAK PARIAMAN
Oleh Rivaldi 06 Nov 2016
Masakan Minang memang tidak terbantahkan lagi kelezatannya. Bahkan rendang, salah satu masakan yang berasal dari tanah minang pernah menjadi makanan paling lezat di dunia melalui polling yang dilakukan oleh situs berita dunia CNN pada tahun 2011 dan saat ini masakan minang juga masuk nominasi World’s Best Halal Culinary Destination pada ajang World Halal Tourism Award 2016. Hal itu membuktikan bahwa masakan Minang menjadi salah satu makanan favorit yang ada di Indonesia bahkan dunia. Rumah makan Padang atau Minang hampir bisa ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya makanan beratnya saja yang lezat, makanan ringan atau camilannya juga tidak kalah lezat. Salah satunya adalah sala lauak yang berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat.
Sebagai daerah yang terletak di kawasan pesisir Samudera Hindia, Kota Pariaman memiliki kekayaan kuliner yang tidak dapat dipisahkan dari hasil lautnya. Sala lauakpariaman ini juga sudah lama terkenal bahkan hingga ke manca negara. Tidak lengkap rasanya jika Anda berkunjung ke kawasan ini tidak mencicipisala lauakdan membawanya untuk penganan dibawa pulang (untuk jarak dekat). Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan keberadaan salah satu kudapan tradisional Minangkabau ini ada, namun yang pastinya sudah dari zaman nenek moyang dulu kala.
gambar 1 : Sala Lauak Bulek (bulat)
Secara harfiah dalam bahasa Indonesia kata sala dapat diartikan sebagai ‘goreng’, artinya istilah ini digunakan untuk berbagai jenis bahan makanan yang diolah dengan cara digoreng. Karena itulah, selain jenis sala lauak ini, terdapat hidangan lain yang juga mendapat sebutan sala, seperti nasi sala, sala udang, dan sala kepiting. Sedangkan lauak secara sederhana berarti ikan. Ikan yang dijadikan sala tersebut biasanya ikan segar tangkapan dari nelayan pariaman.
Apa sala lauak itu sama dengan goreng ikan? Eits, hati-hati! Tentu bukan, karena yang akan diberikan bukan sala lauak lagi tetapi ikan yang digoreng. Lalu sala lauak itu seperti apa? Jadi, meskipun secara harfiah bermakna ‘ikan goreng’, tetapi sala lauak sama sekali tidak seperti yang kita bayangkan. Sala lauak merupakan hidangan berbentuk gumpalan yang terbuat dari adonan daging ikan yang dihaluskan dan dicampur tepung yang dibumbui bawang putih.Adonan tersebut kemudian dibentuk menjadi gumpalan dan digoreng hingga berwarna cokelat keemasan. Saat menggoreng sala lauak harus menggunakan minyak yang benar-benar panas agar banyak minyak hasil gorengan yang diserap oleh adonan dan tentunya agar cepat matang. Sala jenis ini memiliki tekstur bagian luar yang sedikit keras dan bagian dalam yang lebih lunak. Oleh sebab itu, bentuknya yang bulat seperti bola pingpong, membuat makanan yang satu ini sangat pas dan nikmat untuk dijadikan sebagai kudapan sehari-hari. Apalagi dengan citarasa yang dominan asin dan gurih dengan aroma rempah berasal dari beberapa jenis bumbu yang ditambahkan didalamnya dan tidak lupa juga rasa sedikit pedas dari sambal cabe yang menambah sensasi tersendiri membuat lidah kita ketagihan untuk mencoba dan mencobanya lagi.
Selain jenis sala lauak yang berbentuk bulat, terdapat varian jenis lain yang berbentuk lebih pipih dan cenderung tidak beraturan. Varian ini secara spesifik bisa kita temukan di wilayah Pasir (Pasiah), pesisir Pantai Pariaman. Berbeda dengan yang berbentuk bulat, sala jenis ini dibuat dari jenis ikan basah yang disebut ikan stuhuak yang digiling hingga halus. Sala jenis ini memiliki tekstur permukaan yang lebih lunak dibanding sala berbentuk bulat, sehingga disebut juga sala lunak.
Gambar 2 : Sala Lauak Pipih
Untuk resep dan langkah membuat sala lauak sebagai berikut:
Bahan-Bahan
- 500 gramtepung beras (saya paka Rose Brand)
- 50 grikan teri kering atau
- 1 ruas jempoljahe
- 1/2 ruas jempolkunyit
- 2 siungbawang merah
- 2 siungbawang putih
- 1 sendok makancabe giling halus
- secukupnyagaram halus
- 1 literair mendidih kurang lebih
- daun kunyit ukuran sedang 1 lembar
- secukupnyaminyak sayur untuk menggoreng
Langkah-langkah
- Siapkan semua bumbu dan bersihkan teri.
- Giling halus teri, jahe, kunyit, bawang merah, dan bawang putih. Iris halus daun kunyit.
- Sangrai tepung beras dengan api kecil kurang lebih 10 menit, aduk terus jangan sampai tepung hangus. Setelah tepung agak masak masukkan garam dan daun kunyit.
- Setelah tepung disangrai matikan api dan angkat dari kompor. masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, cabai giling, ditambah dengan air yang mendidih, aduk rata sampai adonan tercampur rata.
Jumlah air tidak bisa dipastikan jadi kira-kira adonan jangan sampai terlalu lembut atau basah, yang penting adonan sudah bisa dibulat-bulatkan.
- Bulat-bulatkan adonan (ukuran sesuai selera) di sini saya bikin sebesar telur puyuh.
- Goreng sala lauak dengan minyak yang banyak dan api sedang.
Sala lauak umumnya disajikan sebagai hidangan pelengkap ketika sarapan pagi. Hidangan utama yang biasanya disajikan bersama sala lauak antara lain adalah ketupat gulai, nasi sek sambal, dll. Cita rasanya yang unik, membuat kuliner ini menjadi menu sarapan khas Kota Pariaman.
Gambar 3 : Penyajian Sala Lauak dengan Nasi Daun Pisang dan Sambal
Sala lauak ini sangat bergizi karena komposisi bahannya yang alami dan tanpa bahan pengawet, sehingga wajar bila masa konsumsinya biasanya hanya sehari saja dan jaminan keamanan konsumsi untuk sala lauak ini lebih terjamin. Kandungan gizinya yang cukup banyak yang berasal dari ikan yang menjadi bahan baku utama dari camilan yang satu ini. Semakin kita sering menyantap sala lauak, akan semakin banyak pula asupan gizi yang akan masuk ke dalam kita. Kalau biasanya camilan itu tidak baik untuk kesehatan, maka beda ceritanya dengan sala lauak ini. Tak hanya itu, tepung beras sebagai bahan baku utama selain ikan juga memiliki nilai gizi yang baik. Sebagaimana penelitian pada Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 2 April 2014 oleh Ana Febriana, dkk jurusan Ilmu dan Teknologi Pagangan Universitas Sebelas Maret, Nilai Gizi Pada Sala Lauak dengan Variasi Tepung Beras yaitu:
Gambar 4 :Nilai Gizi Pada Sala Lauak dengan Variasi Tepung Beras
Bagaimana jika ingin membawa sala lauak pulang?
Tidak perlu khawatir, bila ingin mencicipinya dirumah dapat membelinya berupa adonan atau sala lauak setengah matang, bisa bertahan hingga dua hari bila disimpan di lemari pendingin. Bila lebih dari itu sudah tidak layak untuk dikonsumsi akan berbau tengik dan berjamur bila tidak disimpan di lemari pendingin.
Jadi untuk yang sedang dan akan berkunjung ke Pariaman, sempatkanlah untuk mencicipi camilan sehat yang satu ini. Dijamin kelezatannya akan membuat kamu semakin ketagihan. Bila mencoba jajanan suatu daerah memang pas bila menikmatinya di lokasi asalnya. Begitu juga dengan sala lauak ini, meski di Kota Padang banyak juga yang menjualnya, namun memiliki taste dan suasana yang berbeda. Karena rasa tidak pernah bohong.
Kalau pai ka rumah si Usman (Kalau pergi kerumah pak Usman)
Jan lupo ajak mak datuak (Jangan lupa ajak mak Datuak)
Kalau batandang ka pariaman (Kalau berkunjung ke Pariaman)
Jan lupo makan sala lauak (Jangan Lupa makan Sala Lauak)
Gambar 5 : Logo Jelajah Gizi
Gambar 6 : Iklan Jelajah Gizi Minahasa Competition