Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Ikan Nike, Sumber Pangan Bergizi dari Danau Tondano
Oleh Evrina Budiastuti 30 Nov 2016
Ada yang menarik perhatian saya ketika mengikuti Jelajah Gizi Minahasa beberapa minggu yang lalu yaitu pada saat mengunjungi Danau Tondano. Tidak hanya menyajikan pemandangan alam yang memukau, di Danau ini hidup hewan endemis bernama Ikan Nike yang memiliki nilai gizi tinggi dan juga melezatkan apabila diolah sebagai makanan.
Danau Tondano merupakan kaldera yang dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi. Berkat itu, Danau Tondano menjadi sebuah danau yang subur sebagai sumber kehidupan. Selain menjadi sumber daya air untuk air minum, air irigasi dan pembangkit tenaga listrik, danau ini juga menjadi tempat bagi kehidupan beberapa hewan air tawar seperti lobster air tawar, ikan mujair, ikan pior, udang kecil, ikan sepat dan ikan nike.
Khusus untuk ikan nike, ikan ini hanya hidup di Danau Tondano yang menjadi kekayaan bahan pangan danau tersebut. Ikan Nike atau dalam bahasa latin dinamakan Awaous melanocephalus ini merupakan jenis ikan berukuran kecil dengan panjang 2-4 cm. bentuknya mirip seperti ikan teri nasi yang kecil dan halus. Ikan ini memiliki keunikan tersendiri karena siklus pemunculannya dalam jumlah besar pada satu lokasi tertentu. Mereka akan bergerombol dan perilakuknya mirip seperti ikan salmon.
Ketika saya mengunjungi Pasar Tomohon, di sana terdapat penjual yang menjajakan ikan nike. Ikan nike ini bentuknya cukup kecil dan masih hidup ketika dijual. Mereka loncat-loncat karena tidak ada air yang menampung. Nanti cukup katakan saja berapa rupiah untuk membeli ikan nike maka akan dikonversikan ke berat timbangan.
Lalu bagaimana dengan kandungan gizi ikan nike? Bukan hanya perilaku hidupnya yang sama dengan ikan salmon lho, ternyata kandungan gizi ikan nike hampir sama dengan ikan salmon yang harganya jauh lebih mahal. Di dalam tubuh ikan nike terdapat kandungan gizi sebagai berikut: Air 79 %, Protein 17 %, Asam amino leusin 1,153% dan lisin 0,843%, Asam lemak esensial DHA 14,81%, EPA 2,22%, Kalsium, Fosfor, Kalium, serta Fe.
Nah, saat kemarin mengunjungi Minahasa, ikan nike ini diolah menjadi bentuk pangan berupa perkedel yang padat. Rasanya gurih dan lezat, saya sampai nambah beberapa kali. Perkedel ikan nike ini enak dimakan sebagai cemilan atau lauk yang disajikan bersama sambal roa. Sayangnya hewan ini endemis hanya berada di Danau Tondano, jadi tidak bisa merasakan apabila berada di daerah lain. Jika ada di daerah lain, saya ingin sekali membuat makanan berupa ‘botok ikan’ dengan menggunakan ikan jenis ini.
Selain terpukau oleh kelezatan ikan nike, sayapun kagum dengan kearifan lokal masyarakat di sekitar danau. Mereka menjaga alam di sekitar danau agar tetap lestari. Meskipun memanfaatkan sumber daya alamnya, bukan berarti mereka tidak melakukan recovery. Di sekitar Danau Tondano terdapat pembudidaya ikan air tawar yang membuat jarring apung agar dapat membudidayakan beberapa jenis ikan di sini. Jadi simbiosis mutualismenya juga ada. Mereka tidak merusak tetapi ikut melestarikan.
Nah, sudah sepatutnya kitapun turut menjaga anugerah yang sudah diberikan oleh Tuhan baik itu sumber daya alam maupun sumber daya lokal. Caranya bagaiman? Dengan melestarikannya secara turun-temurun dan mewariskan kearifan lokal kepada generasi penerus.