Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Rendang : Lamak Bana!
Oleh Lenny Lim 19 May 2013
*Lamak Bana (Bahasa Padang) = Lezat Sekali
Saya dan rendang adalah dua hal yang tak terpisahkan. Lahir dan besar bersebelahan dengan kota asal rendang, membuat saya tak jauh jauh dari rumah makan padang. Dan rendang selalu menjadi menu utama dan favorit santap siang dan malam keluarga. Restoran favorit kami tak jauh dari rumah yakni Restoran Juwita (sekarang bernama Yasni Sari) yang beralamat di kebun handil Jambi. Sepotong rendang dihargai Rp.8.000/potong. Kalau membeli di siang hari, restoran yang terletak di satu ruko ini selalu ramai. Tetapi tak mengurangi para pelanggannya yang setia menanti giliran. Bahkan kalau tante saya datang dari Batam, oleh oleh yang dibelinya bukan lagi kerupuk kemplang atau pempek. Melainkan rendang.
Rupanya bukan kami saja loh yang tergila gila dengan rendang. Tetapi juga dunia internasional. CNN travel kemarin kemarin menobatkan rendang sebagai the most delicious food. Ah tak heran setelahnya keluar deh indomie edisi rendang.
Tetapi tahukah anda bagaimana makanan terenak ini dibuat?
Rendang dibuat dari berbagai jenis bahan seperti daging sapi yang dipotong potong, santan kelapa, bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, kunyit, cabe, jahe, cabai giling, hingga daun daunan seperti serai, daun jeruk, daun kunyit dan daun salam. Setelah semua bahan tersedia, saatnya untuk memasak rendang dimulai! Jangan lupa jika ingin mendapatkan kualitas rendang terbaik, gunakan kayu bakar untuk memasaknya. Hal ini juga masih banyak dipakai di wilayah Sumatera Barat.
Hal pertama yang dilakukan adalah memasak santan kelapa hingga mendidih. Tetapi sebelum benar benar mendidih, masukkan bumbu bumbu di atas dan aduk rata. Nah jika sudah mendidih, barulah masukkan rendangnya terakhir.
Setelah itu, api dari kayu bakar dikurangi hingga yang tersisa adalah baranya. Pembakaran dengan bara dari kayu dan bara dari sabut kelapa inilah yang banyak berperan penting hingga menghasilkan rendang yang berwarna kehitaman.
Harus diakui, proses perjuangan membuat rendang dengan cara ini sangat membutuhkan kesabaran karena butuh waktu yang lama. Tak jarang buatnya pagi hari, selesainya sore hari. Selain itu, butuh kejelian untuk memahami kadar api yang digunakan untuk memasak serta ketelitian mengaduk rendang.
Tetapi begitu selesai dan disajikan, siapa sih yang bakal menolaknya?
Tambuah Ciek bang! (tambah satu lagi bang!)
Rendang |
Fun Facts :
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minangkabau yaitu musyawarah dan mufakat. Ini berangkat dari empat bahan pokok rendang yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang yaitu daging, kelapa, cabai dan bumbu bumbu. Daging melambangkan pemimpin adat, kelapa melambangkan kaum intelektual, cabai melambangkan kaum alim-ulama dan bumbu bumbu melambangkan keseluruhan masyarakat di Minangkabau. Cool!