Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Azzam dan Tahun Penuh Kejutan
Oleh Peni Rahmawati Lestari 18 Dec 2016

Muhammad Azzam, putra kami yang tahun ini berusia 6 tahun. Di tahun ini banyak hal baru baginya. Dikarenakan satu kondisi, awal tahun ini, saya memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta, kota tempat kakek neneknya berada.
Awalnya Azzam menikmati di rumah barunya, apalagi kakek neneknya sangat sayang dan memanjakannya.Dan saya memutuskan mendaftarkan Azzam ke TK terdekat.
Kemampuannya yang mudah beradaptasi semakin berkembang di sini. Karena teman dan lingkungan yang baik, Azzam mulai menikmatinya. Kepribadiannya pun semakin berkembang menjadi anak yang lebih cerdas, kritis, dan gampang sekali akrab. Apalagi lingkungan sekolah, guru-guru di sekolah juga supportif dan terbuka untuk diskusi.
Selain itu, Azzam semakin rajin sholat berjamaah di masjid. Kebetulan rumah kami berada di depan masjid. Azzam hampir tak pernah tertinggal untuk sholat jamaah. Kemampuan hafalan surat AlQuran nya juga semakin banyak. Dan saya mengamati, dia benar benar menghafalkan surat AlQuran dan membacanya ketika sholat.
Sepulang sekolah dia siap dengan buku gambar atau buku berhitungnya. Kebetulan Azzam tertarik dengan matematika. Azzam minta kami untuk mengajarinya pertambahan, dan sekali diarahkan, Azzam sudah paham. Buku latihan matematika sederhana dengan mudah dikerjakannya, padahal sekolah belum mengajarkan dan kami sebagai orangtua juga tak pernah menuntut.
Keinginannya untuk belajar dan bertanya semakin besar. Dan sisi rohaninya juga terpenuhi. Bagi kami,akademis adalah nomor sekian, yang terpenting adalah kecerdasan emosional, moral, dan akhlaqnya, kepekaan dan memahami sekitar. Tetapi semakin hari, perkembangannya melebihi ekspektasi kami.
Dari Azzam kami juga belajar banyak. Belajar tentang kesabaran, menjadi contoh, dan bahkan belajar lagi membuka buku matematika dasar