Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Bermain, Kuatkan Ikatan Persaudaraan
Oleh Dwi Rahmawati 13 Dec 2016
![](https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/assets/uploads/2016/12/b5b81d1ee9020dbeef1e67be0ac7fea3.png)
Mei 2016 anggota keluarga kami bertambah dengan lahirnya bayi laki-laki. Fadhil (anak kedua yang saat itu berusia 5 tahun 5 bulan) menyambut gembira. Ini pengalaman pertamanya memiliki adik. Sejak awal saya dan suami telah melatih Fadhil agar bila kelak si adik lahir, dia tidak cemburu. Perhatian kami pun tetap tercurah pada Fadhil. Misalnya, lebih sering memeluknya dan melibatkannya mengurus bayi.
“Dek, main, Yuk!” ajak Fadhil suatu hari sambil menarik kencang tangan kecil si adik.
Saya segera memisahkannya, “Adik bayi belum bisa main, Kak.”
Saya jelaskan dengan lembut dan hati-hati bahwa badan adik bayi masih kecil dan sangat lemah. Menarik tangan dengan kencang bisa menyakiti adik.
Tangis Fadhil pecah, membuat saya panik. “Maaf Bu, Fadhil nggak sengaja,” katanya sambil terisak. Setelah mendengar penjelasannya, saya jadi terharu. Rupanya dia ingin menyenangkan adiknya dengan main berdua,itu saja.
Saya terus mengarahkan dan mendampingi Fadhil bermain dengan adik. Biasanya Fadhil main mobil-mobilan di samping bayi. Saya ajarkan padanya untuk mengusap kepala, tangan dan kaki adiknya, agar adik senang. Saya yakin, melalui kegiatan bermain, ikatan persuadaraan keduanya akan semakin kuat.
Tak terasa adik yang bernama Fatih, tumbuh kian besar. Demikian pula Fadhil yang akhir Desember 2016 ini genap berusia 6 tahun. Mereka sudah terbiasa main bersama. Bila mendengar suara kakaknya, Fatih menyambut dengan teriakan sambil tersenyum senang. Fadhil pun segera menjejer mainan di dekat adiknya.
Saya terus menemani mereka. Fatih yang sudah bisa tengkurap terkadang meraih mainan Fadhil. Saya redam amarah Fadhil dan memberinya pengertian untuk rela berbagi mainan dengan Fatih. Syukurnya Fadhil bisa berdamai dengan sang adik. Kegiatan main dengan adik bayi pun kian seru jadinya.
Pengalaman menjadi kakak yang dirasakan Fadhil merupakan bagian terpenting dari milestone tumbuh kembang anak di tahun 2016. Dari sini nanti Fadhil akan tumbuh menjadi pribadi yang penyayang, berempati dan bertanggung jawab.