Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Daya Setrum Gandengan Tangan
Oleh sri ningrum 26 May 2015
Banyak hal berupa kegiatan dalam rungan dan di luar ruangan yang mampu memicu kreativitas seseorang. Kesibukan dalam rutinitas membuat tiap hubungan antarmasyarakat merenggang. Kalut dalam pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kilaunya modernisasi melupakan indahnya jalinan kebersamaan. Bingung, sedih, senang, dan sakit hanya mampu diekspresikan dengan saluran sosial media belaka yang hanya menjanjikan kepuasan semu. Tiap individu melupakan bahwa keluarga, teman, dan orang sekitar bisa menjadi tumpuan baru yang kuat dan sempurna dalam menghadapai segala sesuatu baik masalah di bagian rumah tangga, kantor, tempat beribadah, dan bahkan tempat bermain sekalipun.
Orangtua sibuk dengan rangkaian pekerjaan dan lambat laun tidak memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya. Keluarga dalam jalinan persaudaraan yang di dalamnya terdapat kakak dan adik sudah terlupa karena hanya tertarik dengan kilauan gadget dan hebohnya permainan online yang lebih menakjubkan. Hubungan suami istri memiliki jarak karena banyaknya cercahan cahaya terang yang harus diikuti baik kesibukan kantor dan pertemuan-pertemuan. Pembicaraan tidak akan menyambung karena berbeda dengan diminati dan memicu pertikaian. Semakin hari semakin lam hubungan itu tidak adal lagi. Tingkat individualistis semakin tinggi dan melupakan kebersamaan.
Ketika sudah terjadi kekacauan maka tiap individu merasa terpuruk dan sulit untuk memperbaikinya. Perceraian, kecacatan, kemiskinan, dan ketidakpedulian menjadi bomerang untuk diri sendiri. Sebelum semua neraka dunia berkecamuk dalam keluarga, lingkungan, dan pertemanan mari mantapkan langkah bersama dan berbagi bersama. Mulailah melakukan kepedulian kecil terhadap sesama anggota. Memulai melakukan kegiatan mini berdua. Seperti layaknya suami istri yang bersama-sama mengeratkan gandengan tangan dalam mengarungi ombak dan gelombang kehidupan. Berbagi dan menceritakan keluh kesah masing-masing. Mencerminkan kejujuran dan menampilkan kepekaan dalam membesarkan anak-anak. Saling membahagiakan dan mampu melukiskan lukisan terindah di dinding hati masing-masing anggota keluarga.
Hubungan suami istri dapat diibaratkan gandengan tangan. Tidak mampu mengangkat yang berat jika tidak bersama maka saling mengandengkan tangan maka semua beban dapat terangkat. Membangun sinergitas positif yang muncul dari dalam diri individu dan meredam emosi masing-masing. Memang bukan perkara mudah melakukan segala keinginan pribadi menjadi kepentingan bersama. Melupakan kemauan sendiri dan mengubahnya menjadi kemauan bersama. Fungsi tangan sangatlah banyak bagi tubuh. Melakukan pekerjaan dan menghasilkan sesuatu dibantu dua tangan ini. Bayangkan dan nyatakan keceriaan beratus-ratus volt bahkan beribu-ribu volt. Pembiasaan melakukan berdua akan menekan tingkat kerendahan individual.
Daya setrum gandengan tangan yang tangan yang terjalin dari hari ke hari mewujudkan suatu kehangatan hubungan. Menyelesaikan segala sesuatu dalam bentuk masalah, pikiran negatif, dan kesulitan dengan bergandeng tangan melunturkan ketakutan. Pandangan langkah maju dan mengalunkan musik kedamaian dalam jiwa masing-masing sehingga terimbas ke anak-anak dan saudara-saudara di sekeling.