Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Ketika Daycare menjadi Sekolahnya para Bayi Lucu

Oleh fitri yulianti 15 Dec 2016

Menjadi diema tersendiri ketika para bunda pekerja harus di tinggal oleh para pengasuh anaknya. Inilah yang saya alami selepas lebaran kemarin, tanpa sebab dan alasan pasti si mbak memutuskan untuk tidak mengasuh lagi anak kami yang bernama Raffasya Shabiq Alfaeyza. Baby affa masih berusia 15 Bulan saat itu, tetapi dia sudah menjadi seorang pemilih dan penghapal wajah orang. Jadi saat dia merasa tidak nyaman dengan seseorang, dia akan menjadi sangat rewel dan lebih parahnya dia bisa konser tunggal dengan jeritan tangisnya yang begitu menggelegar. Saat libur telah usai, kamipun tak kunjung mendapatkan pengganti si mbak yang baru, akhirnya dipituskanlah Daycare sebagai tempat penitipan Affa selanjutnya. Ada pergulatan batin ketika menitipkan Affa. Dengan perasaan lirih meninggalkan Affa yang terus menangis di sana, saya pun tak kuasa melihatnya terus menangis. Beruntung si ibu pemilik Daycare nya begitu sabar dan menenangkan kami. Kegelisahan masih terjadi di minggu pertama dan kedua, saya merasa Affa tidak nyaman disana. Tetapi ketika memasuki minggu ketiga terjadi perubahan yg signifikan. Saya melihat Affa begitu nyaman di “sekolah"nya itu. Terlihat saat tiap kali menjemput Affa, saya slalu mendapatinya sedang bermain dengan gembira bersama teman-temannya itu. Lega rasanya hati ini apalagi sekarang Affa makin berani tampil dengan genitnya berjoget di hadapan banyak orang, bicaranya pun makin cerewet , kosakatanya makin banyak dan yang menakjubkan sekarang dia jadi lebih sopan dan menyenangkan bila bertemu orang yang baru dikenalnya. Di daycare saya melihat affa diajarkan bagaimana kebersamaan, bagaimana indahnya berbagi, dan bagaimana menyayangi sesama teman. Alhamdulillah semoga dengan “sekolah” di Daycare jadi langkah awal untuk Affa agar terbiasa bersosialisasi dan berinteraksi di lingkungan baru.