Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Me Time-ku Kini Tidak Sendiri Lagi
Oleh shujindakara 18 Dec 2015
Saya mendengar kata “me time” saat saya membaca buku atau artikel tentang ibu yang mengalami maternity blues, yang selama 24 jam terus menerus merawat bayi yang baru lahir sehingga ibu tidak sempat melepas penat dan rasa lelah.
Lambat laun, pengertian me-time dalam kehidupan sehari-hari saya mengalami beberapa kali pergeseran. Awalnya, adalah sekedar waktu untuk sendiri, melepas penat seharian merawat rumah dan bayi. Biasanya saya menyerahkan bayi kepada suami dan menikmati hanya sekedar berendam di bath tub.
Lalu setelah bayi mulai memiliki ritme yang tetap dan teratur, me time saya adalah saat bayi perempuan saya tidur, saya menyiapkan kopi dan camilan lalu membaca buku untuk pengembangan diri. Saat itu saya ingin memiliki sertifikasi akuntan Jepang, sehingga saya me time saya gunakan untuk belajar akuntansi Jepang secara otodidak dan me time ini berhasil mengantarkan saya mendapat sertifikasi bookkeeping Jepang level 2. Membaca buku mungkin me time yang paling mudah, karena tak perlu keluar waktu, biaya dan tenaga banyak tapi efeknya sangat besar bagi pengembangan diri
setelah bayi saya menjadi preschooler, me time saya adalah menghabiskan waktu di luar rumah sendirian, tepatnya di sebuah pusat komunitas lokal yang membantu warga asing untuk mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Seminggu sekali, sekitar 2 jam saya menghabiskan waktu dengan tutor untuk belajar budaya Jepang sambil minum teh. Tutor saya adalah seorang dosen di sebuah universitas yang ternyata banyak memberikan pelajaran baru, bukan hanya bahasa tapi benar-benar mengenalkan saya pada “jiwa” budaya Jepang itu sendiri.
Kemudian lahirlah bayi kedua, dan dua tahun kemudian bayi ketiga, keduanya laki-laki. Hampir bisa dipastikan saya sulit mendapatkan me time, dalam artian harus benar-benar sendiri apalagi harus di luar rumah. Kini me time saya adalah, berdua dengan Kakak yang kini sudah menjadi gadis kecil, mengobrol sambil minum teh ditemani camilan kecil di rumah. Rasanya nikmat sekali, seperti menemukan teman baru! Bahkan rencananya, minggu depan kami akan mulai minum teh berdua di toko kue dekat rumah, hanya sekitar 2 jam saja. Adik-adik bayi akan menghabiskan waktu dengan suami,Boys time!
Apapun wujudnya, me time merupakan bagian yang penting dalam rutinitas sehari-hari, karena memberikan saya waktu untuk relaks, menikmati waktu yang berjalan sambil mensyukuri keseharian, dan menggunakannya untuk lebih mengembangkan diri. Sehingga di akhir hari, bukan hanya keluarga yang juga tumbuh, tetapi saya juga ikut tumbuh bersama mereka.
Aaah….rasanya tidak sabar untuk curhat ria dengan Kakak minggu depan!