Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Membacakan Cerita, Bentuk Pola Bicara Bayi
Oleh Dwi Rahmawati 20 Dec 2016
Memasuki usia tujuh bulan, Fatih mulai mengoceh. Senang rasanya mendengar gaya bicara ala bayi. Selama ini saya aktif mengajaknya berbicara dengan suara yang lambat agar terdengar jelas. Meski Fatih terkadang hanya menjawab percakapan kami dengan senyum atau gelak tawa saja.
Untuk mengenalkan kosakata baru, saya membacakan buku cerita berbentuk bantal. Gambar yang lucu dengan warna cerah berhasil menarik perhatian Fatih, sehingga ia bisa anteng mendengarkan cerita. Saya biasakan Fatih mendengar kata dan kalimat panjang.
Suatu hari, Fatih bermain sendiri dengan buku bantal yang biasa saya bacakan. Dia membuka lembar buku bantal sambil mengoceh. Mungkin dia sedang meniru gaya saya saat membaca. Melihatnya, saya tersenyum senang sekaligus terharu.
Perkembangan lainnya, Fatih dapat merespon dengan cepat saat namanya dipanggil. Ia menoleh mencari sumber suara, kemudian tersenyum saat mendapati wajah orang yang memanggilnya. Fatih juga bisa membuat suara dengan beberapa suku kata, seperti mama, baba, dan berbagai vokal lainnya.
Wajah Fatih sangat ekpresif, mudah tersenyum bila disapa dan diajak biacara. Gampang tertawa bila merasa geli dan lucu. Seringkali Fatih mengerutkan alis. Nah, kalau yang ini saya kurang tahu pasti apa maksudnya. Mungkin dia merasa tidak nyaman, merasa heran, atau sedang mengamati sesuatu yang baru.
Saya makin semangat membacakan cerita dari buku bergambar. Agar buku lebih awet, saya memilih buku bantal yang cocok untuk bayi. Selain gak gampang rusak, buku bantal bisa dicuci bila kotor. Fatih suka meraih buku bantal yang sedang saya bacakan, kemudian mengigitnya. Saat saya meminta izin untuk mengambilnya, Fatih justru menjawab dengan ocehan yang tidak saya pahami. Kemudian mengigitnya kembali.
Bila sudah begitu, maka kegiatan membaca buku pun terhenti. Saya tetap mengajaknya berkomunikasi, dengan kalimat percakapan sehari-hari. Saya kenalkan benda-benda di sekitar kami sambil menunjuk dan menyebutkan nama benda tersebut.
Kini Fatih bisa berkomunikasi dengan baik. Dulu, saat baru lahir Fatih hanya menangis untuk menyampaikan keinginannya. Ocehan panjang Fatih adalah pola awal bicara bayi yang baik.