Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Pengalaman MPASI yang Mendebarkan, karena Anakku Ternyata Alergi
Oleh dian ismyama 09 Dec 2016
Tahun 2016 ini, bayi Sara pertama kalinya mencicipi MPASI. Waktu pertama kali mencoba MPASI, Sara termasuk mudah makan. Menu bubur dia mau, semua sayur dan buah juga. Hanya untuk lauknya memang pilih-pilih. Kalau amis, atau agak alot, biasanya dilepeh. Sejak usia 6 bulan, Sara sudah saya kenalkan dengan semua jenis karbohidrat, protein, serta buah dan sayur. Saya mengikuti panduan WHO, dimana sejak pertama kali MPASI sudah boleh mencicipi menu apa saja, tak harus hanya buah. Memang sedikit beda dari kakaknya, karena pengalaman di masa lalu, si kakak justru jadi picky eater karena kenal buah terlebih dahulu. Termasuk kenal kentang dan ubi yang manis, eh akhirnya nggak terlalu doyan nasi. Makanya untuk anak kedua ini, saya mengubah strategi. Harapannya adalah, anak kedua mau makan nasi dan semua lauk pauk.
Memang sih ada riwayat alergi makanan di keluarga saya, yang artinya sebaiknya olahan makanan laut dikenalkan di usia yang agak nanti, misal 9 bulan ke atas, tapi kali ini, saya tetap mengenalkannya di awal. Telur, udang, ikan laut, sudah pernah dicoba oleh Sara. Hasilnya? Sara nggak alergi telur (beda dengan kakaknya yang pas 9 bulan dikasih telur eh bruntusan daerah bibir), Sara alergi udang (lumayan bentol-bentol lah), so far ikan laut nggak bermasalah (tentunya dengan porsi yang nggak banyak). Pernah kejadian, wajah dan badan Sara mulai dari mata, telinga, tangan, dan kaki bengkak semua. Belum lagi bentol-bentol merah di sekujur tubuh. Ternyata oh ternyata, penyebab alergi yang paling memungkinkan adalah berasal dari ASI perah saya yang habis makan seafood terutama kepiting. Ditambah hari itu, Sara makan telur lebih dari satu butir. Ya sudahlah, protein yang dikonsumsi Sara membludak jumlahnya di dalam tubuh, muncul tanda alergi deh. Untung di rumah, saya sedia obat sirup anti alergi. Dengan sekali dosis, langsung tanda alergi Sara berkurang. Alhamdulillah, yang tadinya rewel karena gatal, dan mungkin juga panas, jadi berangsur-angsur hilang rewelnya. Sungguh pengalaman MPASI yang mendebarkan.