Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Zahraa dan Sekolah Impiannya
Oleh Ayunin Jafar 16 Dec 2016
Zahraa, si kecil nan ceria ini ingin sekali masuk sekolah, tapi karena umurnya masih kurang maka Mamanya belum mengijinkannya untuk sekolah. Tapi Zahraa tak putus asa, dia berusaha menunjukkan kepintarannya sehingga akhirnya Mamanya mengabulkan impiannya untuk bisa sekolah di sekolah impiannya.
“Maa, Ala cudah becal, Ala mau cekolah! (Ma, Ara sudah besar, Ara mau sekolah!)”rengek Zahraa, putri saya yang tahun 2016 ini berusia 3 tahun.
Melihat kakaknya yang sudah masuk di TK A, Zahraa ingin sekali ikut sekolah. Saya memahami keinginannya, karena dalam hayalannya sekolah itu mengasyikkan, punya banyak teman dan bisa bermain seharian. Tapi sebagai ibu, tentu saya tidak mengiyakan saja keinginan Zahraa untuk sekolah, apalagi usianya masih 3 tahun waktu februari 2016 kemarin. Saya khawatir, usia yang masih belum matang membuatnya mudah bosan dan belum siap mengikuti aturan di sekolahnya.
Makanya dengan penuh cinta, saya berusaha menjelaskan, “Nak, kalau sekolah itu tidak boleh main-main terus, tapi harus belajar äpa saja yang diajarkan ibu guru, ya menyanyi, berdoa, menggambar, dan masih banyak yang lainnya,”saya menjelaskan.
Bukannya kendor, tapi Zahraa justru semangat mempelajari semuanya. Saya menyaksikan sendiri, setiap hari dia mendekati kakaknya yang sedang belajar menghafal doa, mengenal huruf dan angka. Dia mendengar, mengamati dan meniru apa saja yang dilakukan kakaknya. Bahkan tak jarang kakaknya sendiri yang suka mengajari adiknya berdoa, menyanyi, atau mengenal huruf dan angka yang biasa dilihat melalui youtube.
“Ma, Ala cudah bisa nyanyi dan beldoa (Ma, Ara sudah bisa nyanyi dan berdoa),”pamernya seraya membaca doa atau lagu anak.
“Oh pinternya anak Mama,”puji saya seraya memeluk dan menciumnya.
“Iya, Ala pintel, Ala boleh cekolah kan Ma (Iya, Ara pinter, Ara boleh sekolah kan, Ma)?,”rengeknya manja.
“Ehm, Insya Allah nanti tahun ajaran baru, mama akan daftarkan Ara di sekolah kakak dulu, Mau?”jawab saya.
Dia langsung histeris, “Hole, Ala cekolah! (Hore, Ara Sekolah!)
Alhamdulillah, milestone tumbuh kembang Zahraa di tahun 2016 ini sungguh sangat membanggakan. Meski bicaranya belum begitu jelas, namun dia sangat cerdas dan cepat menangkap ilmu yang baru diterimanya. Rasanya sudah tidak sabar melihat dia masuk sekolah dengan seragam barunya nanti.