Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Sarihusada Meluncurkan Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat Buah dan Sayur
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Sahabat nutrisi,
Kita semua menyadari betapa pentingnya mengonsumsi buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan serat untuk membantu metabolisme tubuh dan tumbuh kembang anak. Akan tetapi, ternyata kesadaran ini sering tidak sejalan dengan prakteknya. Terutama pada anak-anak balita.
Banyak balita yang menolak mengonsumsi sayur dan buah, dengan berbagai alasan, dan akhirnya berlanjut sampai mereka besar. Hal ini yang menyebabkan tingkat konsumsi buah dan sayur di Indonesia hanya sebesar 34,55kg/tahun perkapita, sangat jauh dari rekomendasi Organisasi Makanan dan Pertanian dunia atau FAO yang sebesar 73kg/tahun per kapita.
Untuk memenuhi kebutuhan balita akan sayur dan buah, Sarihusada meluncurkan program edukasi ‘Pembentukan kebiasaan makan sehat dan kesukaan anak terhadap buah dan sayur’. Peluncuran program edukasi ini berlangsung pada Kamis, 11 Mei 2016, di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
Acara yang diawali dengan pertunjukan tari-tarian dari anak-anak, dibuka oleh Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Affairs Head Danone ELN Indonesia.
Bapak Arif menyampaikan bahwa Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang penerapan gizi seimbang merekomendasikan konsumsi buah dan sayur sebesar 50 persen dalam satu porsi makanan. Karena kecukupan serat dalam tubuh dapat menyehatkan saluran pencernaan yang berperan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang, untuk menjamin kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Penyerapan nutrisi yang baik akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Untuk inilah, Sarihusada menyadari pentingnya edukasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mengonsumsi buah dan sayur, dan meluncurkan program edukasi untuk memasyarakatkannya. Karena, lanjut Bapak Arif Mujahidin, Sarihusada memang didirikan untuk meningkatkan gizi dan anak masyarakat Indonesia.
Selanjutnya, Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K), Konsultan Gastrohepatologi. Beliau menjelaskan pentingnya buah dan sayur bagi tumbuh kembang anak.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG), kebutuhan serat anak usia 3 - 6 tahun adalah 16-22 gram serat per hari, dan kebutuhan ini dipenuhi oleh buah dan sayur yang dikonsumsi.
Dokter Frieda menjelaskan peranan buah dan sayur bagi kesehatan pencernaan, di antaranya:
Mendukung sistim pencernaan, karena mengandung serat yang berperan melancarkan pencernaan, mengurangi risiko konstipasi atau sembelit dan membantu mencegah perdarahan pada usus dan penyakit usus.
Membantu pertumbuhan, mengandung berbagai vitamin, seperti vitamin A, C dan E, serta mineral yang bermanfaat mendukung proses akumulasi massa tulang pada masa pertumbuhan, dan mencegah keropos di masa depan.
Memperkuat daya tahan tubuh. Antioksidan yang banyak ditemukan dalam buah dan sayur membantu mencegah penyakit.
Meningkatkan kemampuan belajar, mendukung proses belajar dan memori jangka panjang yang lebih baik.
Sayangnya, angka kecukupan buah dan sayur bagi anak di atas umur 10 tahun masih kurang secara nasional. Sebesar 93,5 persen masyarakat Indonesia kurang makan buah dan sayur, termasuk mereka yang tinggal di kota besar, seperti Jakarta.
Padahal kekurangan serat, yang berasal dari buah dan sayur dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah, terutama jangka panjang, seperti:
Berisiko mengidap osteoporosis, atau tulang keropos
Kekurangan serat dapat menyebabkan obesitas, berisiko kanker, darah tinggi, diabetes dan stroke
Anak yang kekurangan buah dan sayur berisiko kurang konsentrasi, yang pastinya akan mempengaruhi prestasinya.
Kebiasaan atau pola hidup sehat ternyata sebagian besar atau sekitar 80 persennya dipengaruhi oleh lingkungan. Terutama keluarga. Oleh karena itu, keluarga dan lingkungan berperan penting membentuk kebiasaan anak mengonsumsi buah dan sayur.
Orangtua harus menjadi contoh nyata kebiasaan mengonsumsi buah dan sayur. Bahkan, ibu hamil yang selalu mengonsumsi buah dan sayur selama masa kehamilan akan melahirkan anak yang lebih suka buah dan sayur. Hal ini disebabkan karena janin terbiasa mendapatkan asupan tersebut sejak dalam kandungan.
Hindari makan sambil menonton televisi, karena ternyata hal ini juga mempengaruhi rendahnya tingkat konsumsi sayur dan buah. Sediakan buah dan sayur dalam rumah setiap saat, sehingga ketika si kecil ingin ngemil, yang tersedia hanya buah dan sayur. Dan jangan remehkan kebiasaan makan bersama-sama dengan menu buah dan sayur. Hal ini akan membentuk kebiasaan mengonsumsi buah dan sayur.
Dokter Frieda menambahkan bahwa kebutuhan serat batita adalah 19 gram, usia 4-8 tahun adalah 25 gram, dan remaja adalah 31-38 gram per hari, yang didapat dari buah dan sayur.
Jangan paksa anak
Bagaimana jika anak terus menerus menolak mengonsumsi buah dan sayur?
Sebaiknya, orangtua tidak memaksa anak agar mau mengonsumsi buah dan sayur. Berilah contoh, dan ajak mereka mencoba. Jangan pernah bosan mengajak, sedikit demi sedikit membuat mereka tertarik. Jika perlu berikan reward, terutama jika mereka mau mencoba buah atau sayur yang baru.
Orangtua juga harus kreatif. Misalnya mengatur peralatan makan sedemikian rupa agar menarik dan menyenangkan. Memodifikasi menu makanan, ataupun menghias piring dengan berbagai buah dan sayur yang telah dibentuk sehingga tampak lebih menarik.
Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat
Pada kesempatan ini, Joris Bernard, BBU Mainstream Director Danone ELN Indonesia, meluncurkan Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat.
Dalam sambutannya, Joris Bernard mengatakan bahwa Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat merupakan komitmen Sarihusada sebagai mitra ibu di Indonesia dalam menyediakan nutrisi yang sehat.
Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat Buah dan Sayur dilakukan dengan mengunjungi 6 PAUD selama 45 hari. Karena 45 hari adalah waktu yang ideal untuk mengubah kebiasaan baik, seperti mengonsumsi buah dan sayur.
Selain itu, program edukasi ini juga disebarluaskan melalui channel-channel digital Sarihusada, agar dapat lebih menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Selain itu, Sarihusada berafiliasi dengan Nutricia di Singapore dan Belanda untuk mengembangkan produk guna memenuhi konsumsi buah dan sayur sesuai rekomendasi, dengan meluncurkan produk SGM Eksplor dengan Buah dan Sayur.
Peluncuran Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat ini dimeriahkan juga dengan demo memasak oleh Chef Karen Carlotta. Dengan pilihan menu Rolade Ayam Kemangi Chicken Rice, Puding Buah dan Sayur SGM Crumble serta Homemade Burger. Resep-resepnya dapat dilihat di halaman Resep Sehat, website Nutrisi Untuk Bangsa ya.
Acara ditutup dengan mengumumkan pemenang lomba livetweet, photo contest dan penerima hadiah doorprize. Selamat ya para pemenang!