Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Mar 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Jan 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Nov 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 15 Aug 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 10 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 25 Sep 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Sep 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Jun 2018
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Bunda Sehat Ciptakan Generasi sehat
Oleh Arni Adhi Nugroho 15 Mar 2012
Hamil adalah kejadian alami yang yang terjadi pada setiap wanita, walau tidak semuanya bisa. Maka berbahagia dan berbanggalah kita sebagai wanita yang diberi Anugerah oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk membawa amanahNya.
Betapa bangga dan bersyukurnya saya ketika hamil putra pertama, pengalaman demi pengalaman pun semakin matang ketika hamil anak kedua. Disini saya ingin membagikan pengalaman berharga detik demi detik yang saya lewati bersama janin di dalam perut.
Waktu hamil anak pertama karena belum banyak pengalaman juga pengetahuan masih minim, maka persiapan belum maksimal, meski tetap berusaha selalu memberikan yang terbaik untuk saya sendiri juga sang buah hati. Empat tahun berikutnya, setelah lepas dari alat kontrasepsi, saya dan suami mulai merencanakan untuk memberikan si kakak seorang adik. Persiapanpun benar-benar kami lakukan, mulai dari makan makanan yang bergizi, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan yang menunjang kesehatan kami berdua, tak terkecuali proses “produksi”, berdasarkan sumber yang pernah kami pelajari bahwa metode “berhubungan” bisa juga menentukan jenis kelamin si janin, kami pun mempraktekannya, meski tetap kami berserah diri pada Sang Kuasa apapun jenis kelamin anak kami, akan dengan senang hati kami terima asalkan sang jabang bayi lahir sehat, lengkap, selamat, tak kami pungkiri dalam hati kecil kami ingin mendapatkan seorang putri dikelahiran yang ke-2 tersebut, karena yang pertama sudah cowok. Metode tersebut antara lain menyebutkan salah satunya adalah dengan mendahulukan si suami untuk mengalami “klimaks” terlebih dahulu, baru disusul oleh sang istri untuk mendapatkan seorang putri pada janin yang kelak berada di rahim istri, penelitian ini sudah dipersentasikan sampai dengan 90% terbukti, begitupun sebaliknya.
Setelah akhirnya 10 bulan menunggu sejak melepas alat kontrasepsi, sayapun dinyatakan hamil, persiapan matang mulai kami lakukan. Apalagi suami yang begitu antusias menantikan kelahiran anak kedua. Dari saya sendiri, saya mulai menerapkan pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, bahkan bisa dibilang 4 sehat 5 sempurna, dengan porsi dua kali lipat dari sebelum hamil, dan saya yang sebelumnya kurang begitu suka dengan susu mulai memaksakan diri untuk minum susu khusus ibu hamil secara teratur, kebetulan saya meggunakan susu hamil produk dari Sari Husada yaitu Lactamil Ibu Hamil dengan rasa coklat favorit saya. Tak pernah lupa pula saya selalu menyiapkan cemilan untuk memenuhi rasa lapar yang kadang muncul tengah malam ataupun disela-sela waktu senggang.
Mulai rajin periksa ke bidan, sejak kandungan berusia 2 minggu, selanjutnya setiap bulan rutin saya diantar suami periksa ke bidan, suami harus setia menemani ketika kita periksa, sehingga apa yang disampaikan oleh bidan sampai juga ke suami, sehingga suami paham akan kesehatan Ibu hamil. Sejak saat itu pula, suami yang memang perokok mulai mengurangi kebiasaan merokok jika sedang berada dirumah khususnya ketika berdekatan dengan saya, karena asap rokok sangat berpengaruh buruk terhadap kesehatan janin. Saya juga mulai mengatur pola tidur, selalu tidur siang, tidak begadang, dan bangun pagi untuk melakukan jalan pagi disekitar rumah.
Saya yang notabene senang membaca mulai hunting buku-buku, majalah, dan lain-lain yang berisi tentang kesehatan Ibu hamil. Saya juga menghindari mitos-mitos tentang Ibu hamil, mitos yang tidak masuk akal dan tidak dapat dipertanggungjawabkan baik secara medis maupun secara ilmiah juga tidak saya hiraukan, seperti tidak boleh banyak makan ikan dan daging, justru saat itu saya harus menambah porsi makan saya untuk ikan dan dagingnya, karena waktu trimester pertama HB saya sangat rendah, sehingga saya harus meningkatkannya agar terhindar dari persalinan yang beresiko. Ada juga yang mengatakan bahwa orang hamil tidak boleh banyak minum es, saya cari jawabannya, yang saya dapat katanya supaya bayi yang dilahirkan nantinya tidak besar, yang ternyata setelah saya pelajari, penyebab berat badan bayi lahir besar adalah bukan karena kita minum es, akan tetapi kandungan kalori didalam siroplah yang membuat janin berkembang dengan kelebihan kalori, bukan karena es’nya. Karena yang terjadi sebenarnya bahwa rata-rata ibu hamil pasti mengalami peningkatan suhu tubuh, sehingga mudah gerah dan berkeringat, otomatis cairan banyak yang hilang melalui keringat dan mebuat tubuh jadi lebih sering ingin mengkonsumsi air dingin untuk menurunkan suhu tubuh. Konsumsi susu terutama susu khusus Ibu hamil juga sangat dibutuhkan oleh setiap Ibu hamil lho, karena kandungan gizi yang ada didalamnya cukup mewakili semua vitamin dan zat yang dibutuhkan oleh janin, untuk pertumbuhan otaknya, pembentukan tulang dan gigi, dan zat-zat lain yang semuanya baik dikonsumsi oleh setiap Ibu hamil.
Untuk fisik saya juga mempersiapkan payudara agar kelak begitu bayi lahir kita bisa langsung melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), yaitu menyusui bayi sesegera mungkin ketika bayi belum dibersihkan saat posisi ibu masih telanjang dada, dengan posisi bayi tengkurap diperut kita untuk mecari puting sendiri, tanpa kita sadari, kaki-kaki kecil bayi yang merayap mencari puting inilah yang dapat membentu mengecilkan rahim dan mengurangi pendarahan pada Ibu. Untuk itu, agar bayi dengan mudah menemukan puting Ibu, saat dan selama hamil, rajin-rajinlah membersihkan puting setelah mandi, dengan cara mengoleskan baby oil ke puting kita sambil menarik-narik puting agar keluar/menonjol, sehingga saat bayi lahir kita langsung siap untuk menyusui.
Yang tidak boleh dilupakan pula adalah konsumsi pil penambah darah, dan pil kalsium secara rutin, untuk meningkatkan kondisi tubuh Ibu selama hamil, dan mendukung pertumbuhan tulang dan gigi janin.
Kebetulan pengalaman saya selama hamil anak dua-duanya tidak pernah mengalami ngidam ataupun morning sickness, sehingga tidak ada pantangan makan. Lalu bagaiman jika ada yang mengalami demikian? saya memberi saran agar jangan mau menyerah pada keadaan, karena nasib janin yang ada dalam kandungan kita adalah ada ditangan kita sendiri, apa yang kita makan, dimakan pula oleh janin, sehingga kalau kita menyerah dan membiarkan kita tidak mengkonsumsi apa-apa, berarti kita juga membiarkan janin kita kelaparan, ini juga salah satu teknik untuk melawan morning sickness dan sejenisnya dengan cara hypnoself, yaitu menghipnotis diri kita sendiri, menguasai alam bawah sadar kita sendiri dan membuat sugesti yang positif agar kita bisa melawan rasa mual ketika kita harus memasukkan makanan kedalam perut kita. Metode ini pula yang saya terapkan saat menghadapi proses persalinan, mungkin yang satu ini pembaca sudah populer dengan istilah ini, ya, hypnobirting. Waktu melahirkan anak pertama saya belum mengenal metode ini, sehingga saya sempat mengalami putus asa dan seolah nafas saya akan berhenti ketika janin tak kunjung lahir sampai hampir 5 jam, tangis dan do’a tak henti keluar dari mulut saya. Malu rasanya kalau mengingat kejadian tersebut, karena setelah mengenal dan mempraktekkan teknik hypnobirting ternyata persalinan begitu menyenangkan dan mudah, yaitu sama seperti teknik saat menghadapi morning sickness, kita kuasai saja alam bawah sadar kita dan bersugesti bahwa persalinan adalah suatu hal yang sangat menyenangkan dan luar biasa, dan yakinkanlah diri kita bahwa Tuhan tidak akan memberi rasa sakit melebihi dari kemampuan kita, yang berarti bahwa kita pasti mampu melewati rasa sakit yang ada, jadi buat apa kita histeris? toh janin juga sudah memilki insting sendiri untuk segera keluar dari rahim kita. Sayapun sukses melahirkan anak kedua hanya dalam waktu 2 jam setelah tiba di rumah bersalin, apalagi teknik persalinan yang saya alami antara anak pertama dan anak kedua sangat berbeda, ketika melahirkan anak pertama bidan saya masih menggunakan teknik “lama” yaitu dengan berbaring yang ternyata bisa beresiko pada sobeknya jalan lahir, sedangkan pada kelahiran anak kedua bidan yang sama menggunakan metode duduk kira-kira 120 derajat dari kaki, dengan punggung bersandar beberapa bantal, ternyata metode ini sangat mengurangi resiko sobeknya jalan lahir, karena logikanya kita tidak mungkin bisa mengangkat pantat kita, sehingga meminimalisir robeknya jalan lahir. Tidak lupa juga peran suami yang harus setia mendampingi dan memegang erat tangan kita adalah salah satu kekuatan besar yang dapat memperlancar proses persalinan.
Selama kita hamil, kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang dapat berpengaruh negatif/buruk terhadap perasaan kita, karena apapun perasaan yang kita alami, dialami pula oleh janin, berikan dia selalu perasaan senang, bahagia, ini sangat berpengaruh besar pada perkembangan pribadinya kelak. Saat sedang relax cobalah perdengarkan dia lagu-lagu yang indah, tidak harus lagu klasik yang seperti orang-orang bilang, walaupun itu benar, tapi akan lebih baik apabila kita memperdengarkannya semua jenis musik, karena irama musik yang nge-beat juga bisa membuat jantung bayi mengikuti irama tersebut dan membuat dia nyaman. Sering-sering pula mengajaknya bercerita hal-hal yang menyenangkan, walaupun kelihatannya konyol ya kita seperti berbicara sendiri, tapi jangan salah mom, bayi sudah bisa merespon kata-kata kita lho, saya sendiri sudah membuktikannya, setiap kali saya mengajaknya bicara, dia langsung memberi jawaban lewat gerakan-gerakan lucu yang bisa saya rasakan secara langsung dan sangat jelas diperut saya.
Peran suami dan keluarga juga sangat penting lho mom, suami diharapkan agar selalu menjaga suasana hati Ibu, agar senantiasa gembira, tidak sedih, dan putus asa, karena emosi Ibu juga sangat mempengaruhi kesehatan Ibu sendiri dan janin. Persiapkan persalinan baik tehnik maupun non tehnik, agar pada saatnya tiba Ibu dan Suami telah siap tanpa harus panik menghadapi persalinan.
Persiapkan pula dana yang cukup untuk mengantisipsi kemungkinan terburuk, walaupun tetap berdo’a dan optimis bahwa semua akan baik-baik saja.
Saat memerikasakan kandungan ke dokter atau bidan jangan sungkan-sungkan untuk mengutarakan apa yang menjadi kendala dan mintalah solusi mereka, karena komunikasi yang lancar harus senantiasa terjalin agar proses hamil hingga melahirkan dokter/bidan senantiasa memantau dengan baik, jangan lupa pula lakukan rekam medis seperti USG pada trimester pertama dan ketiga, untuk memastikan dan mendeteksi kondisi organ dan kesehatan janin sedini mungkin.
Setelah mendekati persalinan, banyak-banyaklah istirahat untuk mengumpulkan stamina saat harus berjuang melahirkan buah hati tercinta, lakukan latihan pernafasan secara rutin, juga senam hamil, mintalah dokter/bidan untuk mengajarkan teknik senam hamil supaya bisa dilakukan sendiri didalam kamar pribadi secara rutin, melakukan sujud (diluar sholat) selama kurang lebih sepuluh hitungan berulang-ulang dengan cara sujud seperti biasa akan tetapi wajah hingga dada sejajar menempel pada lantai untuk memposisikan janin secara benar dan mepercepat persalinan, lakukan sesering mungkin.
Jangan ada pantangan makan, karena tubuh kita akan segera mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibutuhkan konsumsi makanan sumber tenaga yang cukup.
Terpenting dan terutama adalah berserah diri kepada Allah SWT, untuk keselamatan Ibu dan bayi.
Demikian pengalaman yang dapat saya bagi, semoga bermanfaat bagi semua ibu yang sedang hamil ataupun yang masih mempersiapkannya, semoga semuanya berjalan lanar, Ibu sehat, Bayi sehat, keduanya selamat. Karena kunci dari generasi yang sehat adalah Ibu yang sehat. Selamat menanti kelahiran buah hati ya mom!