Diabetes Gestasional dan Risikonya pada Bayi

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 15 Jan 2019

Sahabat Nutrisi,

Sebagian besar wanita yang menderita diabetes gestasional dapat memiliki bayi yang sehat, sepanjang kondisi ini dapat dikontrol dengan baik, yang bertujuan menjaga kadar gula darah (glukosa) terkendali.

Diabetes gestasional yang tidak terdeteksi dan gagal mendapatkan penanganan yang memadai bisa menimbulkan konsekuensi serius, terutama pada bayi dalam kandungan. Jika kadar gula darah ibu tetap meningkat, imbasnya terlalu banyak glukosa dalam darah mengalir ke janin. Ketika itu terjadi, pankreas bayi perlu memproduksi lebih banyak insulin untuk memproses tambahan gula.

Terlalu banyak gula darah dan insulin dapat membuat bayi menambah berat badan, yang disimpan sebagai lemak. Ini bisa membuat bayi tumbuh sangat besar (makrosomia).

Hal lain yang perlu diketahui ini adalah kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) selama kehamilan dan persalinan meningkatkan risiko bayi mengalami gula darah rendah (hipoglikemia) setelah melahirkan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena tubuh bayi menghasilkan insulin ekstra dalam menanggapi kelebihan glukosa ibu. Nah, insulin menurunkan jumlah gula dalam darah.

Tanda-tanda dan gejala hipoglikemia pada bayi antara lain tangisan lemah atau bernada tinggi, gelisah, lesu atau mengantuk, masalah pernapasan, kulit yang terlihat biru, kesulitan makan, ada gangguan di mata (seperti bergulir), juga kejang.

Bayi juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan saat lahir, terutama jika kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan baik atau bayi dilahirkan lebih awal. Ibu hamil dengan diabetes gestasional bisa berpengaruh ke paru-paru janin. Risiko janin mengalami penyakit kuning setelah ia dilahirkan juga meningkat.

Diabetes gestasional yang tidak terkontrol bisa mempengaruhi fungsi jantung bayi, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan. Diabetes selama kehamilan kadang-kadang menyebabkan kondisi hypertrophic cardiomyopathy pada bayi, menyebabkan ia bernapas dengan cepat dan tidak bisa mendapatkan cukup oksigen dari darah.

Salah satu dampak diabetes gestasional yang tidak terkontrol adalah ibu hamil cenderung melahirkan bayi besar yang dapat mempersulit persalinan dan kelahiran. Ada juga risiko yang lebih tinggi dari bayi besar, yaitu ia terjebak di jalan lahir selama persalinan (distosia bahu). Ini dapat menyebabkan cedera pada saraf di leher dan bahu (cedera pleksus brakialis) atau bahkan tulang selangka yang patah.

Memang cedera ini hampir selalu sembuh tanpa menyebabkan masalah permanen, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi distosia bahu menyebabkan bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama kelahiran.

Ada juga risiko jangka panjang terkait dengan memiliki bayi besar, yaitu ia cenderung akan mengembangkan kelebihan berat badan atau obesitas selama masa kanak-kanak. Bayi yang lahir besar juga memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 saat dewasa.

Untuk mencegah bayi lahir besar (di atas 4 kg), lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk memeriksa seberapa besar pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Namun jangan cemas ya Bunda, karena kabar baiknya sepanjang diabetes gestasional dapat dikontrol, baik melalui pola makan atau obat-obatan (yang diresepkan dokter), kemungkinan besar bayi tidak akan mengalami masalah di dalam kandungan maupun saat dia dilahirkan.

Referensi

https://www.webmd.com/baby/gestational-diabetes-you#1

https://www.babycenter.com/0_i-have-gestational-diabetes-how-will-it-affect-my-baby_10415148.bc