Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Mar 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Jan 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Nov 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 15 Aug 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 25 Sep 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Sep 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Jun 2018
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Kenali Lebih Dekat Diabetes Gestasional dan Risikonya pada Kehamilan
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 10 Nov 2021
Ibu hamil bisa mengalami diabetes saat kehamilan, yang dikenal dengan istilah diabetes gestasional. Menurut laman NHS UK, diabetes gestasional adalah gula darah tinggi (glukosa) yang berkembang selama kehamilan dan biasanya menghilang setelah melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi pada setiap tahap kehamilan, tetapi lebih sering terjadi pada trimester kedua atau ketiga.
Diabetes kehamilan terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah cukup. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang bertindak seperti kunci untuk membiarkan gula darah masuk ke sel-sel dalam tubuh yang akan digunakan sebagai energi.
Saat kita makan, pankreas akan melepaskan insulin, hormon yang membantu memindahkan gula, disebut glukosa, dari darah ke sel-sel tubuh, untuk selanjutnya akan menggunakannya sebagai energi.
Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), selama kehamilan, plasenta membuat hormon yang menyebabkan glukosa menumpuk dalam darah. Biasanya, pankreas dapat mengirimkan insulin yang cukup untuk menanganinya. Tetapi jika tubuh tidak dapat membuat cukup insulin atau berhenti menggunakan insulin sebagaimana mestinya, kadar gula darah akan meningkat. Saat inilah wanita hamil dikatakan terkena diabetes gestasional.
Masih menurut CDC, selama kehamilan tubuh membuat lebih banyak hormon dan mengalami perubahan lain, seperti penambahan berat badan. Perubahan ini menyebabkan sel-sel tubuh menggunakan insulin secara kurang efektif, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin. Resistensi insulin meningkatkan kebutuhan tubuh akan insulin.
Umumnya wanita hamil memiliki beberapa resistensi insulin selama akhir kehamilan. Namun, beberapa wanita memiliki resistensi insulin bahkan sebelum kehamilan, sehingga wanita ini memulai kehamilan dengan kebutuhan insulin yang meningkat dan lebih mungkin menderita diabetes gestasional.
Siapa saja yang berisiko mengalami diabetes kehamilan? Setiap wanita dapat mengembangkan diabetes gestasional selama kehamilan, tetapi risikonya akan meningkat untuk sejumlah kriteria berikut, dikutip dari laman NHS UK: Indeks Massa Tubuh (BMI) di atas 30, sebelumnya pernah melahirkan bayi dengan dengan berat 4,5 kg atau lebih, mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya, salah satu orang tua atau saudara menderita diabetes, dan atau berasal dari Asia Selatan,berkulit gelap, Afrika-Karibia, atau Timur Tengah.
Bagaimana kita mengetahui memiliki diabetes gestasional? Diabetes pada kehamilan biasanya tidak menimbulkan gejala .Sebagian besar kasus hanya ditemukan ketika kadar gula darah diuji selama skrining untuk diabetes gestasional. Namun menurut CDC, beberapa wanita mungkin mengalami gejala tertentu saat kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), seperti meningkatnya rasa haus, buang air kecil lebih sering dari biasanya, mulut kering dan kelelahan yang tidak terjelaskan.
Akan tetapi beberapa gejala ini umum terjadi selama kehamilan dan belum tentu merupakan tanda diabetes gestasional. Untuk memastikan apakah ibu hamil memiliki diabetes gestasional atau tidak tentu saja harus dilakukan pemeriksaan.
Diabetes gestasional biasanya berkembang sekitar minggu ke-24 kehamilan, jadi penting untuk melakukan pengujian antara minggu ke-24 dan 28. Namun untuk wanita yang berisiko lebih tinggi mengalami diabetes gestasional, dokter mungkin menguji lebih awal. Gula darah yang lebih tinggi dari normal di awal kehamilan mungkin mengindikasikan ibu hamil menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, bukannya diabetes gestasional.
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan target untuk wanita hamil yang menguji gula darah, dengan rincian berikut: Sebelum makan: 95 mg/dL atau kurang; Satu jam setelah makan: 140 mg/dL atau kurang; Dua jam setelah makan: 120 mg/dL atau kurang.
Diabetes gestasional dapat menyebabkan masalah bagi ibu dan janin selama kehamilan dan setelah lahir. Namun risiko tersebut dapat dikurangi jika kondisi tersebut terdeteksi sejak dini dan dikelola dengan baik. Menurut CDC dan WebMD diabetes gestasional dapat menyebabkan sejumlah masalah, di antaranya:
1. Ukuran bayi melebihi normal
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan selama persalinan dan meningkatkan kemungkinan membutuhkan persalinan yang diinduksi atau operasi Caesar
2. Polihidramnion
Terlalu banyak cairan ketuban (cairan yang mengelilingi bayi) di dalam rahim, yang dapat menyebabkan persalinan prematur atau masalah saat melahirkan
3. Kelahiran prematur
Melahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan
4. Pre-eklampsia
Suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan jika tidak diobati
5. Bayi jaundice
Bayi yang terlahir dari ibu dengan diabetes gestasional kemungkinan akan mengalami gula darah rendah atau menguningnya kulit dan mata (jaundice) setelah ia lahir, yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit
Selain itu, diabetes gestasional juga bisa membuat bayi lahir mati. Memiliki diabetes gestasional juga berarti ibu berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa depan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional lebih mungkin terkena diabetes atau menjadi gemuk di kemudian hari.
Bagi ibu hamil yang terkena diabetes gestasional, kemungkinan mengalami masalah dengan kehamilan dapat dikurangi dengan mengontrol kadar gula darah, antara lain dengan mengubah pola makan dan olahraga rutin. Namun, jika perubahan ini tidak cukup menurunkan kadar gula darah, dokter mungkin akan meresepkan obat atau suntik insulin.
Olahraga dapat menurunkan gula darah. Jadi ketika berolahraga, selalu bawa gula yang bisa diserap cepat untuk menaikkan level gula darah, misalnya tablet glukosa atau permen. Konsultasikan hal ini dengan dokter, termasuk olahraga yang pas untuk diabetes gestasional.
Kadar gula darah biasanya akan kembali normal setelah bayi lahir. Namun, menurut CDC, sekitar 50% wanita dengan diabetes gestasional terus mengembangkan diabetes tipe 2. Risiko ini dapat diturunkan dengan mencapai berat badan yang sehat setelah melahirkan. Kunjungi dokter untuk menguji gula darah 6 hingga 12 minggu setelah persalinan, dan kemudian setiap 1 hingga 3 tahun untuk memastikan kadar sesuai target.
Referensi
National Health Service UK. Gestational Diabetes.https://www.nhs.uk/conditions/gestational-diabetes/. Diakses 17 Oktober 2021
Centers for Disease Control and Prevention. Gestational Diabetes.https://www.cdc.gov/diabetes/basics/gestational.html. Diakses 17 Oktpber 2021
WebMD. Gestational Diabetes.https://www.webmd.com/diabetes/gestational-diabetes. Diakses 17 Oktober 2021