Bunda, Yuk Kenali Lebih Dekat Malnutrisi dan Konsekuensinya

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 10 Jan 2019

Sahabat Nutrisi,

Kerap dengar istilah malnutrisi? Malnutrisi mengacu pada defisiensi, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi dan atau nutrisi (gizi) seseorang. Istilah malnutrisi (gizi buruk) mencakup dua kelompok besar, yaitu kekurangan gizi (undernutrition) dan kelebihan (overnutrition).

Undernutrition (kekurangan gizi): Malnutrisi jenis ini disebabkan karena tidak mendapat cukup protein, kalori, atau zat gizi mikro. Ini mengarah kepada wasting (kurus), kerdil/pendek (stunting) dan gizi kurang (underweight).

Riskesdas 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8% pada 2007, 35,6% pada 2010, dan 37,2% pada 2013. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan 19,6%.

Overnutrition (kelebihan gizi): Terlalu banyak konsumsi nutrisi tertentu, seperti protein, kalori atau lemak, juga dapat menyebabkan gizi buruk, yang menghasilkan kelebihan berat badan atau obesitas.

Mereka yang kekurangan gizi sering mengalami defisiensi vitamin dan mineral, terutama zat besi, seng, vitamin A dan yodium. Namun, defisiensi zat gizi mikro juga dapat terjadi pada kelompok yang kelebihan gizi. Hal ini bisa terjadi ketika orang gemuk atau kelebihan berat badan banyak mengonsumsi kalori namun pada saat bersamaan tidak mendapatkan cukup vitamin dan mineral.

Orang yang kelebihan berat badan atau kegemukan masuk kelompok gizi buruk karena makanan yang mereka banyak mengonsumsi makanan digoreng dan bergula, tinggi kalori dan lemak tetapi rendah nutrisi lainnya.

Penyebab Umum Malnutrisi

Malnutrisi adalah masalah di seluruh dunia yang dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, ekonomi dan medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 460 juta orang dewasa dan 150 juta anak-anak kekurangan gizi, sementara lebih dari dua miliar orang dewasa dan anak-anak kelebihan berat badan atau obesitas.

Penyebab umum malnutrisi meliputi:

1.Kerawanan pangan

Rawan pangan atau kurangnya akses ke makanan yang cukup dan terjangkau. Studi menunjukkan kerawanan pangan di negara berkembang dan negara maju terkait dengan kekurangan gizi.

2.Masalah pencernaan dan penyerapan nutrisi

Kondisi yang menyebabkan malabsorpsi, seperti penyakit Crohn, penyakit seliaka, dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di usus, dapat menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi.

3. Gangguan kesehatan mental

Depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi. Satu studi menemukan bahwa prevalensi kekurangan gizi 4% lebih tinggi pada orang dengan depresi dibandingkan dengan orang sehat

4. Ketidakmampuan untuk mendapatkan dan menyiapkan makanan

Penelitian telah mengidentifikasi mobilitas yang buruk dan kurangnya kekuatan otot sebagai faktor risiko kekurangan gizi.

5. Konsumsi alkohol

Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan tidak tercukupinya asupan protein, kalori, dan nutrisi mikro yang dibutuhkan tubuh.

Malnutrisi memang mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia, tetapi beberapa populasi berisiko lebih tinggi. Orang-orang yang tinggal di negara-negara berkembang atau daerah-daerah dengan akses terbatas terhadap makanan rentan mengalami malnutrisi, misalnya di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan.

Individu dengan kebutuhan nutrisi meningkat, terutama anak-anak dan ibu hamil atau menyusui juga rentan mengalami malnutrisi. Di sejumlah negara berkembang, 24-31% ibu hamil dan menyusui kekurangan gizi.

Orang yang hidup dalam kemiskinan atau berpenghasilan rendah, warga lansia terutama mereka yang hidup sendiri atau cacat juga rentan malnutrisi.

Malnutrisi juga rawan dialami orang dengan masalah yang mempengaruhi penyerapan nutrisi, misalnya pasien penyakit Crohn atau kolitis ulserativa mungkin empat kali lebih mungkin mengalami kekurangan gizi dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi ini.

Konsekuensi Malnutrisi

Sekitar 1,9 miliar orang dewasa di seluruh dunia kelebihan berat badan, sementara 462 juta kekurangan gizi. Diperkirakan 41 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan atau obesitas, sementara sekitar 159 juta pendek/kerdil (stunting) dan 50 juta kurus (wasting).

Sementara itu, sekira 528 juta atau 29% wanita usia reproduksi di seluruh dunia terkena anemia, sekitar setengahnya perlu mendapatkan suplemen zat besi.

Banyak keluarga tidak mampu atau mengakses makanan bergizi dalam jumlah memadai (buah dan sayuran segar, kacang-kacangan, daging dan susu), sementara makanan dan minuman yang tinggi lemak, gula dan garam lebih murah dan lebih mudah tersedia. Hal ini menyebabkan peningkatan pesat dalam jumlah anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas, di negara miskin maupun kaya.

Malnutrisi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk gangguan pertumbuhan, hingga penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit jantung.

Gejala kekurangan gizi dapat diketahui dengan mengidentifikasi malnutrisi, mencakup penurunan berat badan dan grafik indeks massa tubuh (BMI), tes darah untuk status gizi mikro dan uji fisik.

Mengidentifikasi kekurangan nutrisi yang disebabkan oleh kelebihan gizi, di sisi lain, bisa lebih sulit. Bagi yang kelebihan berat badan atau obesitas dan terbiasa mengonsumsi makanan olahan, besar kemungkinan tidak mendapatkan cukup vitamin atau mineral. Diskusikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menemukan solusi terbaik.

Referensi

https://www.who.int/features/qa/malnutrition/en/

https://www.healthline.com/nutrition/malnutrition#bottom-line