Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 29 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 19 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Nov 2021
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Making A Leader
Oleh b14nco 14 Oct 2013
![](https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/images/static/image/w720_h308_at__default-thumbnail-avatar.png)
Making A Leader
Ibu adalah Penolong Segala yang Buah Hati Inginkan
Ibu untuk buah hati adalah segala-galanya, tak terhingga, apapun yang diperlukan buah hati akan selalu dilakukan Ibu. Mulai dari buah hati lahir ke dunia Ibu harus siap lahir batin memberikan ASI. Yup lahir batin, karena tidak semua Ibu bisa dengan mudah langsung menyusui buah hatinya setelah melahirkan tanpa ada masalah.Rasa perih bahkan tak jarang menangis merupakan hal yang mungkin dialami seorang Ibu pada saat awal menyusui. Akan tetapi Ibu harus tetap memberikan ASI kepada sang buah hati karena ASI eksklusif adalah asupan utama yang sangat sempurna untuk bayi 0-6 bulan.
Karakter buah hati tidak hanya dari gen yang diturunkan, akan tetapi lebih besar juga dari lingkungan yang biasa diterimanya dari yang selama ini diajarkan oleh Ibu dan Ayah, juga oleh anggota keluarga lainnya dan lingkungan berada.
Tanpa karakter yang ditanamkan kepada buah hati sejak lahir kedunia hingga bertambah usianya, semua kelelahan yang dilakukan diatas bisa menguap tanpa dihargai sang buah hati ketika besar nanti, mengapa? Karena karakter yang baik akan membuat buah hati lebih menjadi sosok pribadi yang lebih menghargai dirinya, menghargai orangtua dan keluarganya, serta menghargai orang lain siapapun itu.
Pembentukan karakter ini jauh lebih sulit daripada mengajarkan buah hati berjalan atau berbicara. Karakter perlu bertahun-tahun dibentuk, dan itu harus dimulai sejak buah hati lahir kedunia.
Ibu harus lebih sabar ketika mengajarkan buah hati menjadi orang yang lapang dada dengan mengajarkan buah hati bersedia meminjamkan mainannya kepada teman atau mau mengalah ketika sedang memperebutkan sesuatu dengan temannya. Ini bukan perkara mudah. Pengajaran tidak hanya diberikan ketika sedang terjadi perebutan mainan, akan tetapi terus-menerus diselipkan seperti ketika sedang mengobrol. Ibu harus menyelipkan nasihat bahwa menjadi orang yang mengalahkan itu bukan berarti kalah, bahwa memberikan mainannya kepada temannya tidak akan membuat buah hati kita rugi.
Ibu harus lebih sabar ketika memberikan pengertian bahwa memberi itu adalah hal yang mulia daripada membanggakan sesuatu yang dia punya kepada temannya. Sulit, tapi itu harus tetap Ibu ajarkan karena itu akan melatih jiwa buah hati yang lebih bersih sehingga kelak dewasa dia akan lebih bijak dalam mengambil keputusan, lebih bisa diandalkan teman-temannya dalam setiap keadaan.
Penanaman karakter tidak bisa dipaksakan, harus terus-menerus dengan kesabaran Ibu.Buah hati yang belum berani jangan malah dikatakan penakut, karena dengan terus dikatakan penakut, hal itu akan tertanam bahwa dia adalah orang yang penakut.
Memarahi buah hati dibawah usia 7 tahun jangan pernah dilakukan, karena marah yang Ibu ajarkan akan dilakukannya juga ketika dia merasa perlu mengeluarkan amarah tersebut. Jangan terprovokasi oleh anak yang sedang marah. Menjauh sejenak merupakan strategi yang bagus untuk menormalkan kondisi anak yang sedang marah. Selain menenangkan Ibu, buah hati akan belajar mengerti bahwa dengan penghindar sebentar berbarti Ibu tidak sepakat dengan yang buah hati lakukan.
Dan karakter yang paling pertama harus ditanamkan kepada sang buah hati adalah rasa cinta karena tanpa rasa cinta semua yang dilakukan untuk buah hati akan terasa semu. Dengan diiringi cinta terdalam yang Ibu berikan kepada buah hati akan terasa kepada buah hati disetiap sentuhan, tatapan, senyuman, tangisan Ibu yang penuh cinta, sehingga membuat sang buah hati menjadi orang yang penuh cinta dan penuh kasih tentunya.
Waktu untuk Belajar
Belajar yang biasanya diawali dengan bernyanyi, berhitung dan membaca tidak boleh dipaksakan kepada buah hati. Tiap buah hati akan ada masa perkembangan dan masa yang tepat untuk belajar dengan konsentrasi adalah di usia 7 tahun.
Bermain adalah belajar yang sebenarnya untuk buah hati yang masih berusia dibawah 7 tahun. Seberapa cepat pun usia buah hati yang Ibu ajarkan berhitung ataupun membaca tidak akan berbeda dengan buah hati lain yang mulai menghitung atau membaca diusia 7 tahun. Perbedaannya hanya terletak pada siapa yang lebih dulu. Bisa jadi sang buah hati akan kehilangan masa-masa yang seharusnya bermain bila ibu kurang mengetahui masa perkembangan buah hati. Rasa jenuh untuk belajar bisa menguap disaat justru buah hati memerlukan konsentrasi untuk belajar dan ini tentu merugikan buah hati.
Menyelipkan sesekali tidaklah masalah, akan tetapi menekan harus sudah bisa setelah diajarkan sekian waktu tidaklah tepat. Buah hati yang lebih dulu bisa berhitung belum tentu lebih cerdas di kemudian hari daripada buah hati yang hanya bisa bernanyi ataupun menari. Seiring usianya akan sampai juga pada masanya buah hati ingin belajar dengan serius.
Ibu yang Bijak
Terakhir, Ibu yang bijak akan menjadikan buah hati lebih natural dalam bersikap, tidak berlebihan dan pada akhirnya akan menjadikan buah hati yang selalu menyejukkan hati Ibu, Ayah dan orang disekitarnya disetiap masa yang dilalui bersama. Akan penuh makna, lebih berkesan dan buah hati akan menjadi orang yang bisa menjadi pemimpin untuk dirinya dan orang lain.