Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 29 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 19 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Nov 2021
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Mempersiapkan Adaptasi Kebiasaan Baru di Tengah Pandemi Covid-19
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 26 Aug 2020
Adaptasi kebiasaan baru atau new normal - di tengah pandemi Covid-19 mulai diberlakukan dengan berbagai pertimbangan, di antaranya menggerakkan roda perekonomian dengan mengizinkan karyawan kembali bekerja, pabrik kembali beroperasi, pertokoan dan restoran dibuka dengan menjalankan protokol kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memberi pedoman transisi menuju adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat di dunia diminta tetap produktif sambil menjalankan protokol pencegahan Covid-19 selama vaksin untuk virus corona belum tersedia.
WHO mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Menurut lembaga dunia ini, ada sejumlah tindakan yang tidak bisa ditawar untuk menentukan adaptasi kebiasaan baru, antara lain:
1. Isolasi cepat dari semua kasus yang diduga dan dikonfirmasi
2. Perawatan klinis yang sesuai untuk mereka yang terkena Covid-19
3. Pelacakan kontak ekstensif dan karantina semua kontak
4. Setidaknya 80 persen kasus baru dilacak dan kontaknya dikarantina dalam 72 jam setelah konfirmasi
5. Setidaknya 80 persen kontak kasus baru dipantau selama 14 hari
Selain memberikan sejumlah panduan yang harus dipenuhi saat penerapkan adaptasi kebiasaan baru, WHO juga memberikan langkah-langkah perlindungan dasar adaptasi kebiasaan baru bagi masyarakat. Langkah-langkah itu mencakup:
1. Sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan alkohol 70%
2. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
3. Pertahankan jarak fisik, setidaknya 1 meter dari orang lain
4. Tinggalkan rumah hanya untuk kebutuhan esensial dan bila memungkinkan bekerja dari rumah
5. Memakai masker (non medis) saat berada di tempat umum Pemakaian masker medis harus dipertimbangkanuntuk populasi yang rentan, yaitu orang berusia lebih dari 60 tahun, mereka dengan penyakit penyerta (penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit paru-paru kronis, penyakit serebrovaskular, kanker, dan penyakit yang menyebabkan gangguan sistem kekebalan).
WHO juga merilis panduan baru terkait pertemuan massal di tengah pandemi Covid-19, mencakup panduan pertemuan di luar rumah, membatasi kehadiran, meminimalkan kedatangan mengejutkan (tanpa direncanakan) dapat membantu membatasi penyebaran virus.
Panduan itu menyebut, dalam konteks Covid-19, pertemuan massal adalah peristiwa yang dapat memperkuat transmisi (penularan) virus dan berpotensi mengganggu kapasitas respons suatu wilayah. Panduan juga menyebut bahwa acara besar juga menawarkan manfaat, seperti menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Karena pertemuan massal memiliki implikasi politik, budaya, sosial, dan ekonomi yang substansial, pihak berwenang harus menilai pentingnya dan perlunya suatu peristiwa dan mempertimbangkan opsi yang mungkin terjadi, asalkan semua risiko kesehatan masyarakat terkait ditangani dan dimitigasi secara memadai.
WHO meminta otoritas kesehatan masyarakat dan penyelenggara acara untuk melakukan penilaian risiko sebelum pertemuan apa pun dan mendaftarkan sejumlah langkah yang dapat diambil oleh penyelenggara jika acara besar terjadi, seperti kedatangan tiba-tiba, meningkatnya frekuensi transportasi, menentukan pola tempat duduk, penyesuaian kapasitas, acara dapat diadakan secara virtual atau di luar ruangan
Beberapa rekomendasi berfokus pada peserta, mengingatkan orang untuk memperhatikan jaga jarak fisik, etiket batuk dan praktik kebersihan tangan. Orang yang berisiko terserang penyakit parah - termasuk mereka yang berusia di atas 65 atau dengan kondisi medis yang sudah ada (penyakit penyerta/komorbid) - disarankan untuk menjauh, atau pengaturan khusus dapat dibuat untuk mereka.
Rekomendasi WHO mencakup sejumlah tindakan lain juga, seperti membatasi durasi acara dan menyediakan fasilitas isolasi di tempat bagi orang-orang yang sakit. Adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan dengan protokol ketat untuk menahan penyebaran virus corona yang hingga sekarang belum tersedia vaksin untuk menangkalnya.
Referensi