Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 29 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 19 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Nov 2021
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Peranan Ibu Terhadap Pembentukan Karakter Pemimpin kecil
Oleh Evrina Budiastuti 19 Oct 2013
Ia adalah seorang wanita yang tangguh
Belaian kasih sayangnya tak terhingga sepanjang masa
Untuk mu untaian doa selalu ku persembahkan
Beruntunglah ketika kita terlahir sebagai seorang wanita, karena hanya padanyalah melekat sebuah gelar terindah sepanjang masa yaitu menjadi seorang ibu. Ketika mendengar kata “ibu” yang terbayang di dalam benak adalah sebuah rasa kesejukan, ketenangan, kebahagiaan serta beragam rasa indah lainnya yang bermunculan di hati dan di sekeliling kita. Menjadi ibu adalah impian setiap wanita, ibu yang baik bagi anak-anak serta keluarga tercinta.
Tetapi menjadi Ibu yang bagaimanakah kita?
Aku adalah seorang ibu bekerja. Tujuh jam dalam sehari dan lima hari dalam seminggu adalah waktu yang ku habiskan untuk bekerja. Terkadang timbul penyesalan dalam diri ketika menyadari bahwa aku telah kehilangan beberapa moment berharga yang hanya dapat dirasakan sekali seumur hidup lantaran bekerja. Belum lagi panggilan kewajiban yang mengharuskan ku melakukan perjalanan dinas selama hampir sebulan lamanya hingga aku harus meninggalkan pangeran kecil ku. Tetapi aku tidak patah semangat, banyak ibu yang berhasil membesarkan anak-anaknya walaupun Ia bekerja.
Salah satunya adalah Victoria Beckham. Dia dianggap sebagai ibu bekerja paling inspiratif karena berhasil berkarir di dunia mode bersamaan dengan membesarkan keempat anaknya. Victoria selalu bangun sangat pagi, dan mengajarkan mereka tes mengeja, seperti ibu bekerja lainnya [1]. Ibu inspiratif yang memberikan contoh agar kita selalu berusaha memberikan waktu untuk mengajar dan membesarkan anak-anak walaupun harus bekerja. Aku yakin asalkan aku mampu memanage waktu dan bertekad memberikan yang terbaik untuk sang buah hati pasti akupun bisa membesarkannya tanpa kehilangan posisiku sebagai ibu meskipun bekerja.
Menjadi Ibu Teladan Bagi Anak-Anak
Asiyah Binti Muzahim adalah Ibu teladan sepanjang masa, Dari Asiyah kita dapat belajar akan fitrah indah dari seorang wanita, ketika Allah menganugerahkan kasih sayang kepadanya saat Musa kecil dihanyutkan di sungai Nil [2]. Dia adalah seorang Ibu yang berani merawat bayi laki-laki kecil di bawah tekanan seorang Firaun, raja yang menganggap dirinya sebagai Tuhan yang melarang anak laki-laki untuk hidup di zamannya. Asiyah menjadi ibu teladan karena Beliau mampu membesarkan seorang bayi hingga menjadi seorang Nabi, seorang pemimpin bagi kaum Bani Israil. Asiyah juga dengan yakin dan percaya untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh sang Nabi. Dia menjadi teladan karena memiliki keberanian dalam memperjuangkan kebenaran, melindungi sang Nabi dari bahaya, serta mampu mendidik Musa kecil menjadi pribadi yang sholeh.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga memiliki ibu yang patut dijadikan teladan yaitu ibu kita sendiri. Ibu yang telah membesarkan kita dengan segenap jiwa dan raga. Khusus untuk ibu ku, aku menyebutnya sebagai Ibu pejuang. Ibu ku hanya mengenyam bangku sekolah dasar (SD) lantaran kesulitan ekonomi ketika ibu masih kecil. Meskipun begitu Ibu mampu menyekolahkan ku hingga ke perguruan tinggi. Kegigihannya dalam berusaha mengantarkan kami mengenyam bangku perkuliahan. Disela-sela kesibukan mencari nafkah, Beliau selalu memberikan curahan perhatian dan kasih sayang untuk mengajar dan mendidik ku beserta adik dengan baik.
Ibu ku, ibu mu, ibu kita semua adalah ibu teladan karena berhasil membesarkan kita menjadi pribadi yang baik dengan segenap kasih sayangnya.
Berkaca pada apa yang telah dilakukan oleh ibu-ibu hebat di atas, tentu kita juga ingin menjadi ibu yang terbaik bagi buah hati tersayang karena setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Hanya orang tualah yang mengerti apa yang terbaik untuk anaknya karena setiap anak terlahir dengan karakter yang berbeda disertai dengan keunikan masing-masing. Khusus untuk malaikat kecil yang telah menjadikan ku seorang ibu aku ingin memberikan semua yang terbaik yang dapat aku lakukan untuknya.
Rencana Untuk Sang Pemimpin
Padanya, aku dan suami memberikan nama Alfian Dhiyaa Fahrizi yang memiliki arti beribu-ribu cahaya kebaikan. Kami berharap kelak dia dapat menjadi seorang pemimpin yang mampu memberikan cahaya bagi orang-orang yang membutuhkan, menjadi seorang pemimpin yang murah hati dan peduli terhadap sesama. Usia Alfian kini menginjak dua tahun. Saat ini dia sedang gemar meniru terhadap apa yang kami lakukan. Sifat kritis sudah mulai tampak dalam aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, dia selalu serba ingin tahu dengan mengajukan beragam pertanyaan terhadap apapun yang dia jumpai. Beberapa rencana telah kami susun dimasa tumbuh kembangnya ini guna membentuk karakternya, diantaranya adalah:
Pertama, Menanamkan pondasi dan kecintaan terhadap agama
Menanamkan pondasi agama sedini mungkin sangat penting untuk dilakukan karena semua nilai yang menjadi pedoman sehari-hari sudah tertuang di dalamnya. Untuk mengaplikasikannya dapat disesuaikan dengan ajaran agama masing-masing.
Dalam rangka memperkenalkan agama kepada Alfian, pada awalnya aku sering memperdengarkan ayat suci Al-Quran sejak Ia masih dalam kandungan agar dia familiar dan terbiasa dengan Al-Quran. Saat ini penanaman agama lebih diperdalam lagi dengan mengenalkan shalat, membiasakannya berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas (contohnya berdoa sebelum dan sesudah tidur), mengajaknya mengaji bersama, mengucapkan salam ketika masuk ke rumah dan lain-lain. Tidak hanya itu, aplikasi dari ajaran agama terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar juga perlahan diperkenalkan, seperti menghormati orang tua dengan mencium tangan, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan karena kebersihan itu sebagian dari iman, mengajarkannya bersedekah dan sebagainya. Semua itu bertujuan agar kelak dia dapat menjadi anak yang sholeh, anak yang kelak dapat menolong orang lain dan selalu mendoakan orang tuanya.
“Apabila seorang anak Adam meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal, pertama shadaqah jariah, kedua ilmu yang bermanfaat dan ketiga anak shaleh yang mendoakannya” (HR. Muslim).
Kedua, Memenuhi kebutuhan dasar terutama disaat tumbuh kembangnya
Kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi orang tua pada masa tumbuh kembangnya antara lain [3]:
a. Kebutuhan kesehatan dan gizi yang baik.
Memberikan makanan yang bergizi dapat kita mulai sejak bayi dengan memberikan ASI exclusive (asix) hingga Ia berusia 6 bulan yang dilanjutkan dengan MPASI karena seperti yang kita ketahui bahwa ASI adalah gizi terbaik bagi bayi. Pemberian ASI terus berlanjut hingga usianya mencapai 2 tahun. Makanan bergizi diberikan untuk menunjang kesehatan serta tumbuh kembangnya. Semua makanan yang bergizi sedapat mungkin adalah buatan kita sendiri (home made) dengan membiasakan mengkonsumsi menu yang beragam bergizi seimbang dan aman sejak kecil.
b. Kebutuhan kasih sayang
Kebutuhan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak tentu tidak ada batasnya, kapanpun dan dimanapun pasti selalu tercurah. Curahan kasih sayang dapat diberikan dalam bentuk kontak fisik seperti sentuhan, dekapan, dan lainnya, sedangkan dalam bentuk non fisik seperti memberi kata penyemangat, pujian, panggilan sayang dan sebagainya yang membuat dia merasa disayangi. Semuanya dikreasikan sesuai dengan tingkatan usianya kelak.
Selain itu bentuk kasih sayang juga dapat diberikan melalui pemberian perhatian kepadanya. Gabriela Mistral seorang peraih nobel sastra mengatakan: ”Banyak kekhilafan dan kesalahan yang kita perbuat. Namun kejahatan kita yang paling nista adalah kejahatan mengabaikan anak-anak kita, melalaikan mata air hayat kita. Kita bisa tunda berbagai kebutuhan kita. Kebutuhan anak kita, tak bisa ditunda. Pada saat ini tulang belulangnya sedang dibentuk, darahnya dibuat dan susunan sarafnya tengah disusun. Kepadanya kita tak bisa berkata ”Esok”, Namanya adalah ”Kini” [4].
Curahan kasih sayang dalam bentuk perhatian harus diberikan sejak dini karena masa tumbuh kembang anak hanya sekali dalam hidupnya. Perhatian yang diberikan tidak hanya berupa waktu melainkan juga ruang yang dapat membantu memenuhi kebutuhan fisik dan mentalnya agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik.
c. Kebutuhan akan stimulasi untuk kecerdasannya.
Untuk menstimulasi kecerdasan anak dapat dengan menggunakan mainan edukatif. Tetapi kita tidak membutuhkan banyak mainan edukatif untuk membuatnya berkreasi karena anak dengan mainan sedikit akan lebih kreatif memancing daya imajinasinya [5]. Agar dia semangat dalam melakukan aktivitasnya maka dukungan penuh dari orang tua terutama ibu sangat diperlukan, berilah semangatnya untuk mencoba lagi apabila dia mengalami kegagalan dan berikan pujian apabila dia berhasil menyelesaikan kreasinya.
Ketiga, menanamkan kemandirian sedini mungkin
Walaupun masih kecil bukan berarti seorang balita tidak bisa diajarkan kemandirian, asalkan kita percaya kepadanya maka diapun bisa mandiri. Salah satu contoh kemandirian yang ku terapkan kepada Alfian adalah ketika MPASI, dia belajar makan dengan metode BLW (Baby Led Weaning) yang membiarkan bayi mengontrol sendiri makanannya. Untuk sebagian orang metode ini terkesan sangat ekstrim, tetapi ada tujuan yang baik dibaliknya. Aku ingin dia memiliki acara makan yang menyenangkan tanpa paksaan, Dia dapat berpetualang dengan rasa dan tekstur hingga akhirnya dia bisa memutuskan makanan mana yang dapat masuk ke mulutnya. Metode ini juga dapat melatih gerakan motorik kasar dan halus bayi. Meskipun begitu bukan berarti aku tidak mau menyuapinya, aku masih menyuapi Alfian ketika dia memang menginginkannya.
Masih banyak lagi contoh kemandirian yang dapat diterapkan kepada anak-anak misalnya melatihnya memilih dan memakai baju sendiri atau yang lainnya.
Keempat, mengajarkan untuk saling membantu serta mencintai makhluk hidup lainnya
Allah memerintahkan kita untuk senantiasa merawat dan mencintai apa yang ada di bumi, termaksud mencintai makhluk hidup ciptaanNya baik itu tanaman maupun hewan. Sejak dini ajarkanlah anak-anak untuk menyayangi semua ciptaan Tuhan seperti tanaman dan hewan dengan mengenalkan jenis-jenis dan bagaimana cara merawat semuanya. Anak-anak umumnya senang sekali ketika berinteraksi dengan hewan dan tumbuhan.
Berawal dari kemampuannya meniru orang lain, maka sedikit demi sedikit aku mengarahkan Alfian untuk membantu orang lain. Alfian sering membantu kakek-neneknya ketika beraktivitas dengan tetap mengawasi apakah aktivitas tersebut aman ataukah berbahaya untuknya. Dia juga sering membantu ketika aku mengerjakan pekerjaan rumah tangga, meskipun awalnya dia hanya meniru-niru saja tetapi ini merupakan tahapan awal dalam rangka mendidiknya membantu orang lain.
Kelima, memberi arah bukan melarang
Melarang anak untuk tidak melakukan sesuatu justru akan lebih membuatnya penasaran dan akan mencoba untuk melakukan. Paling tidak itulah yang aku rasakan sewaktu kecil. Sebaiknya kita tidak boleh langsung melarang terhadap apa yang ingin dilakukan anak tanpa memberikan pengarahan dan penjelasan, ada baiknya kita arahkan terlebih dahulu mengapa yang dia inginkan tidak boleh dilakukan, beri penjelasan agar ia mengerti bahwa apa yang dia lakukan berbahaya dan tidak baik untuknya.
Keenam, menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan
Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan sejak dini dapat dilakukan dengan mengenalkan huruf baik huruf abjad maupun hijaiyah, mengenalkan gambar dan warna agar ia dapat berimajinasi, serta sedikit demi sedikit mengajari dia membaca dan berhitung. Ketika dia mulai berusaha mengambil pensil atau pulpen untuk mencorat-coret, berikanlah kertas atau buku agar dia berkreasi. Bawalah dia ke toko buku dan biarkan Ia memilih buku yang disukainya sebagai media pembelajaran.
Ketujuh, mendidiknya sesuai dengan masanya
Umar Al Khattab mengatakan “Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang; kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang berbeda”.
Hal tersebut menandakan bahwa untuk mendidik anak sebaiknya kita tidak memaksa dan menyamakan dengan keadaan kita seperti dulu, misalnya jika kita dulu dididik dengan metode A maka anak tidak harus mendapatkan pendidikan dengan metode A. Sebaiknya kita tidak boleh kaku dalam mendidiknya, orang tua harus bisa menyesuaikan dengan keadaan anak saat ini tanpa mengabaikan norma-norma yang berlaku.
Kedelapan, menanamkan kedisiplinan
Menanamkan kedisiplinan sejak kecil juga penting dalam membentuk karakter anak berkualitas. Bentuk-bentuk kedisiplinan mulai ditanamkan dari hal yang mudah terlebih dahulu contohnya disiplin waktu kapan dia harus tidur atau bermain; disiplin dalam kebersihan dengan selalu menggosok gigi dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; ikut beribadah ketika waktu beribadah tiba; makan dengan tertib dan sebagainya. Ketika usianya semakin bertambah maka bentuk-bentuk kedisiplinan yang akan diajarkan akan lebih banyak lagi disesuaikan dengan usianya.
Kesembilan, memberikan masa kecil yang bahagia
Orang sering mengatakan “masa kecil kurang bahagia” ketika melihat orang dewasa memainkan mainan atau berada di arena anak-anak. Hal tersebut ada benarnya juga karena tidak semua anak dapat merasakan kebahagiaan diwaktu kecil karena beberapa hal. Sebagai ibu tentu kita ingin memberikan masa kecil yang bahagia karena setiap ingatan baik ingatan tentang kebahagiaan atau kesedihan akan melekat jelas dalam diri anak-anak. Adalah tugas kita sebagai orang tua memberikannya masa kecil yang bahagia tanpa beban agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang berkualitas.
Kesepuluh, membangkitkan cita-citanya
Setiap anak pasti memiliki cita-cita sesuai dengan minat dan bakat. Pupuklah terus semangatnya agar dia memiliki minat dan bakat untuk berkreasi dalam rangka mengembangkan cita-citanya kelak. Berilah selalu dukungan positif terhadapnya agar dia juga merasa optimis. Seiring waktu kelak dia akan mulai mengatakan ingin menjadi sesuatu, misalnya menjadi dokter. Maka tugas kita adalah membangkitkan semangatnya dan mendukung minat serta bakat kearah cita-citanya tersebut.
Anak ibarat sebuah kertas putih, kita dapat menulis dan memberi warna apapun di atasnya serta dapat menghapusnya saat itu juga. Akan tetapi bekasnya akan selalu ada. Seorang anak juga ibarat lapisan semen basah, karena apapun yang kita pijakan disana akan membekas meskipun telah mengering. Setiap perkataan, perbuatan dan segala altivitas kita dengan mudah terekam dalam hati dan ingatannya. Oleh karena itu ada baiknya apabila kita bersikap bijak dalam mendidik dan mengisi ruang hatinya dengan memberikan contoh yang baik bagi mereka. Peran ibu bagi anak sesungguhnya adalah menjadi contoh dan sumber belajar yang baik anak-anak karena ibu adalah role model baginya.
“Hati seorang ibu adalah ruang kelas tempat anaknya belajar”. -Henry Ward Beecher-
Bagi anak, tidak ada yang lebih memahami dirinya selain ibu, tumpuan harapan baik disaat senang maupun susah. Tetapi seorang ibu dan anak sesungguhnya saling berkaitan, apabila ibu menginginkan anaknya menjadi lebih baik maka seorang ibupun harus ikut berubah menjadi baik pula.
“Jadilah ibu yang bijak, ibu teladan bagi anak-anaknya karena setiap anak yang lahir adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa”.
Referensi:
[1] Rema, D. 2013. Victoria Beckam, Ibu Bekerja Paling Inspiratif. Edisi Selasa, 24 September 2013. http://wolipop.detik.com/read/2013/09/24/135649/2367825/1133/victoria-beckham-ibu-bekerja-paling-inspiratif
[2] Feriyanto. 2012. Teladan Wanita Sepanjang Masa. http://www.dakwatuna.com/2012/04/15/19504/teladan-wanita-sepanjang-masa/#axzz2hkzfAlUg
[3] BKKBN. 2012. 3 Kebutuhan Dasar Anak di Masa Pertumbuhan. http://jambi.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=760&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897
[4] Hamid, A. 2012. Perlindungan Sosial Anak dan Masalahnya http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=16
[5] Sholihat, S. 2012. Khawatir Tanda Sayang. Majalah Ayah Bunda No. 18/03-16 September 2012.