Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Apr 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Kenali Gejala Stres pada Anak dan Temukan Solusinya
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa stres, terutama di masa pandemi seperti sekarang. Meskipun tidak selalu mudah untuk mengenali kapan anak-anak stres, perubahan perilaku jangka pendek - seperti perubahan suasana hati, anak bertingkah di luar kebiasaan, perubahan pola tidur, atau mengompol - bisa menjadi indikasi.
Laman MedlinePlus menyebut, stres pada anak mungkin disebabkan oleh perubahan positif, seperti memulai aktivitas baru, tetapi paling sering dikaitkan dengan perubahan negatif seperti penyakit atau kematian dalam keluarga.
Sekolah adalah sumber lain yang sering menjadi perhatian anak-anak. Anak-anak kecil mungkin stres karena berteman, berurusan dengan pengganggu, atau bergaul dengan guru mereka. Mereka mungkin juga cemas tentang ujian dan nilai.
Stres bisa menjadi respons terhadap perubahan negatif dalam kehidupan anak. Dalam jumlah kecil, stres bisa baik. Namun, stres yang berlebihan dapat mempengaruhi cara anak dalam berpikir dan bertindak.
Dikutip dari laman Asosiasi Psikologi Amerika (American Psychological Association/APA) dalam jangka pendek, stres bisa menjadi pendorong yang baik, misalnya memacu anak untuk berlatih resital pianonya atau menginspirasi seorang remaja untuk belajar lebih giat.
Tetapi stres kronis tidak memiliki dampak seperti itu. Jika dibiarkan, stres jangka panjang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan fisik dan mental. Stres yang berkepanjangan misalnya, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi terhadap penyakit seperti obesitas dan penyakit jantung.
Selain itu, stres kronis juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi—gangguan yang menjadi lebih umum di masa muda. Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti menganalisis data dari National Survey of Mental Health, dan menemukan bahwa tingkat kecemasan dan depresi telah meningkat pada anak-anak usia 6 hingga 17 tahun, dari 5,4% pada tahun 2003 menjadi 8,4% pada tahun 2011-12.
APA menyatakan bahwa stres pada orang muda tidak selalu terlihat seperti stres pada orang dewasa. Tetapi seperti orang dewasa, anak-anak dan remaja dapat menemukan cara yang sehat untuk mengatasinya.
Menghadapi stres adalah fakta kehidupan, termasuk untuk anak-anak. Lantas bagaimana orang tua dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres pada anak di situasi sulit seperti sekarang? Berikut ini cara mengelola stres pada anak yang disarankan oleh para ahli di American Psychological Association, MedlinePlus dan Verywell Family:
1. Tidur nyenyak
Tidur sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan emosional. Para ahli merekomendasikan tidur sembilan hingga 12 jam setiap malam untuk anak usia 6 hingga 12 tahun. Remaja membutuhkan delapan hingga 10 jam setiap malam.
Tidur perlu menjadi prioritas untuk mengendalikan stres. Agar jam tidur tidak terganggu, batasi penggunaan layar di malam hari dan hindari menyimpan perangkat digital di kamar tidur.
2. Olahraga/aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah pereda stres yang penting bagi orang-orang dari segala usia. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan A.S. merekomendasikan aktivitas setidaknya 60 menit sehari untuk anak-anak usia 6 hingga 17 tahun.
3. Komunikasi
Membicarakan situasi stres dengan orang dewasa yang dipercaya dapat membantu anak-anak dan remaja menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif dan menemukan solusi untuk tekanan yang mereka alami.
4. Me time
Sama seperti orang dewasa, anak-anak dan remaja membutuhkan waktu untuk melakukan apa yang membuat mereka senang, entah itu waktu yang tidak terstruktur untuk bermain dengan membangun batu bata atau jam tanpa gangguan untuk berlatih musik atau seni. Temukan keseimbangan yang sehat antara aktivitas favorit dan waktu luang penting untuk membantu anak mengelola stres.
5. Aktivitas luar ruang
Menghabiskan waktu di alam adalah cara yang efektif untuk menghilangkan stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan lebih banyak ruang hijau memiliki lebih sedikit depresi, kecemasan, dan stres.
6. Menulis diari
Penelitian telah menemukan bahwa mengekspresikan diri secara tertulis dapat membantu mengurangi tekanan mental dan meningkatkan kesejahteraan. Beberapa penelitian menemukan bahwa menulis tentang perasaan positif—seperti hal-hal yang disyukuri atau banggakan—dapat meredakan gejala kecemasan dan depresi.
7. Mindfulness
Dalam sebuah studi terkait program pelatihan mindfulness selama lima minggu untuk anak berusia 13 hingga 18 tahun, para peneliti menemukan bahwa remaja yang mempelajari mindfulness mengalami tekanan mental yang jauh lebih sedikit daripada remaja yang tidak mempelajarinya.
8. Ajari anak dalam mengelola stres
Manajemen stres benar-benar harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Karena anak-anak saat ini tumbuh dengan cepat dan umumnya mengalami stres karena tuntutan yang tinggi sejak dini. Intinya, tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan teknik manajemen stres kepada anak-anak dan membantu mereka berlatih secara teratur.
Anak-anak yang masih kecil pun dapat diajari latihan pernapasan, pose yoga, atau berbagai bentuk latihan, dan sikap menghilangkan stres juga dapat ditanamkan sejak usia dini. Berlatih yoga dengan anak-anak, bernapas bersama, bukan saja membantu orang tua dalam mengelola stres anak, namun juga menciptakan kenangan indah bersama.
Hal yang tak boleh dilupakan adalah stres pada orang dewasa dapat mempengaruhi anak-anak, sehingga penting bagi orang tua untuk mengelola stres mereka sendiri. Anak-anak dari segala usia menangkap emosi orang tua dan beresonansi dengan mereka. Jika orang tua cemas, maka anak akan menangkap kecemasan itu dan mengalami peningkatan kecemasannya sendiri.
Jadi ketika Ayah dan Bunda ingin mengurangi kecemasan anak, maka terlebih dulu harus mengelola kecemasan sendiri. Misalnya, tunjukkan ekspresi wajah tetap tenang menyikapi setiap kejadian.
Referensi
Verywell Family. How to Make Stress Relief Part of Your Kids’ Lives.https://www.verywellfamily.com/stress-relief-for-kids-3144835. Diakses 17 September 2021
American Psychological Association. How to help children and teens manage their stress.https://www.apa.org/topics/child-development/stress. Diakses 6 Oktober 2021
MedlinePlus. Stress in childhood,https://medlineplus.gov/ency/article/002059.htm. Diakses 6 Oktober 2021