Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Strategi Mencukupi Asupan Zat Besi dalam Makanan Harian Si Kecil
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Jun 2020
Tahukah Bunda, zat besi merupakan salah satu gizi mikro untuk menunjang proses tumbuh dan kembang Si Kecil. Risiko kekurangan zat besi dapat berdampak pada kecerdasan, perilaku, kemampuan motorik dan fisiknya. Apabila anak kekurangan zat besi sejak kecil hal ini bisa menimbulkan dampak negatif jangka panjang - saat ia mencapai usia dewasa.
Si Kecil mendapatkan cadangan zat besi yang cukup dari transfer zat besi pada trimester terakhir kehamilan. ASI mengandung zat besi dalam jumlah sedikit, namun mudah dserap oleh saluran cerna Si Kecil. Asupan zat besi Si Kecil umumnya terjamin dari usia 0 hingga 6 bulan, jika bayi mendapatkan ASI eksklusif.
Setelah usia 6 bulan, ASI saja tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan zat besi bayi dan cadangan zat besi juga sudah berkurang, maka Si Kecil membutuhkan tambahan zat besi dari makanan pendamping ASI (MPASI). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, bayi usia 6-12 bulan butuh asupan zat besi 11 mg per hari, sedangkan Si Kecil berusia 1- 3 tahun (batita) membutuhkan zat besi lebih sedikit, yaitu 7 mg per hari.
Bunda perlu tahu bahwa ASI hanya memenuhi 0,3 mg zat besi per hari. Jadi masih sangat kurang dari kebutuhan Si Kecil. Bunda bisa melakukan sejumlah cara untuk mencukupi kebutuhan zat besi Si Kecil dalam uraian berikut ini:
Konsumsi makanan tinggi zat besi
Makanan yang mengandung sumber zat besi paling tinggi adalah daging berwarna merah. Laman IDAI menyebut, sayuran hijau juga mengandung zat besi yang tinggi tetapi hanya diserap sekitar 3-8% dibandingkan dengan sumber hewani yang diserap sebesar 23%. Daging sapi cincang seberat 28 gram mengandung zat besi 0,8 mg. Daging kambing 28 gram menyediakan zat besi 1 mg. Hati ayam 28 gram (setara 1/2 potong) mengandung 3,6 mg zat besi. Bayam 3 ikat (setara 28 gram) mengandung zat besi 1 mg.
Konsumsi makanan kaya vitamin C
Pastikan untuk mencukupi asupan vitamin C yang membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari serealia dan sayuran sehingga lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna. Masaklah makanan yang mengandung tinggi zat besi sambil menggunakan sumber vitamin C, seperti jeruk, jeruk limau, stroberi, atau brokoli.
Hindari konsumsi susu atau teh saat jam makan utama
Alasannya: Kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi (penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi). Teh juga mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi. Jika ingin minum susu atau teh, usahakan di luar jam makan utama.
MPASI yang difortifikasi
Memberikan MPASI yang telah difortifikasi bisa menjadi pilihan. Mengapa metode ini dianggap lebih praktis? Begini penjelasannya: Si Kecil perlu makan hati ayam sebanyak 85 g sehari (setara 3 potong sedang) atau daging sapi sebesar 385 gram (hampir 1,5x porsi steak untuk orang dewasa) untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebesar 11 mg per hari. Jumlah ini sudah tentu sangat banyak untuk bayi berusia 6-12 bulan, sehingga MPASI difortifikasi zat besi dapat menjadi pilihan yang ‘masuk akal’.
Semoga berguna ya Bunda.
Referensi
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
https://parenting.firstcry.com/articles/15-iron-rich-foods-for-babies-and-toddler/