Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Kekerasan Pada Anak, Apa dan Bagaimana Mengatasinya
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Nov 2015
Sahabat nutrisi,
Anak-anak sangat rentan terpapar tindak kekerasan. Tidak hanya orang asing, orang-orang yang tidak asing bagi anak justru dapat melakukan tindak kekerasan terhadap anak. Bahkan anggota keluarga.
Pada tahun 2014, berdasarkan laporan KPAI, jumlah kekerasan pada anak tercatat sebanyak 2737 kasus. Dan diperkirakan jumlah sebenarnya jauh lebih banyak, karena keengganan orang-orang yang mengetahui tindak kekerasan untuk melaporkan.
Adapun tindak kekerasan terhadap anak terdiri dari beberapa jenis, seperti:
Kekerasan secara seksual
Kekerasan secara fisik, misalnya menghukum dengan cara menjewer, memukul, mencambuk, tidak diberi makan, bekerja menggantikan tugas orang dewasa secara terus menerus dan sebagainya
Kekerasan secara mental, seperti pemaksaan, pengabaian, pengusiran, mencaci maki, membentak dan sebagainya.
Keengganan masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan pada anak disebabkan karena anggapan tidak mau mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Ini tentu saja suatu anggapan yang keliru. Karena selain dapat menyebabkan luka parah dan menimbulkan kematian, akibat kekerasan terhadap anak berjangka panjang. Biasanya anak korban kekerasan cenderung berperilaku abusive, sehingga dapat mengakibatkan masalah di lingkungannya.
Berikut ini beberapa tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan:
- Agresif
- Murung atau Depresi
- Tidak nafsu makan sehingga mengakibatkan berat badan turun drastis
- Mengalami gangguan tidur
- Menarik diri dari pergaulan
- Prestasi akademis turun
- Melakukan kekerasan terhadap orang lain, karena itulah satu-satunya contoh yang dia dapatkan ketika menghadapi masalah
- Terkadang terdapat bekas luka, bahkan luka segar, di sekujur tubuhnya.
- Selalu merasa lapar, khususnya pada bayi, karena tidak diberi makanan secara benar oleh pengasuh
Penyebab atau pemicu terjadinya kekerasan terhadap anak di antaranya adalah:
- Anggapan bahwa anak adalah barang milik, sehingga orangtua berhak melakukan apapun untuk mendisiplinkannya
- Anggapan bahwa anak adalah makhluk yang lemah, dan berada dalam hirarki terendah dalam kemasyarakatan
- Anggapan bahwa anak adalah manusia dewasa dalam ukuran mini, sehingga memperkerjakan tanpa memperhitungkan kekuatan, karena anak tidak berani protes
- Persaingan dalam kehidupan nyata. Biasanya orangtua yang berambisi menjadikan anak berhasil sesuai dengan standar yang diciptakannya
- Orangtua atau orang dewasa yang mengalami stress di tempat kerja
- Menganggap anak adalah beban
Segera carilah bantuan ahli, baik untuk anak korban tindak kekerasan, maupun untuk pelakunya. Terutama jika pelaku adalah orangtua anak sendiri. Sebelum semua terlambat.