Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Kiat Mendampingi Anak Belajar
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jun 2014
Sahabat nutrisi,
Saat ini ananda sedang menghadapi ujian, baik ujian kenaikan kelas maupun ujian masuk ke sekolah baru. Kita sepakat bahwa disiplin waktu belajar sangat penting dan harus dibiasakan pada anak. Terutama kebiasaan membaca dan berlatih soal.
Belajar mendadak pada saat akan menghadapi ujian menyebabkan hasil yang tidak optimal. Hal ini yang perlu ditekankan pada ananda.
Memang diperlukan tips dan trik dalam mendampingi anak belajar, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian
Apa sajakah itu?
Yuk, kita simak uraian dari psikolog, Dra. Rieny Hassan
1. Orangtua harus menyadari bahwa setiap anak berbeda, begitu juga kecerdasannya, atau yang dikenal dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Oleh karena itu janganlah melabeli anak, apalagi dengan label yang negatif. Hal ini akan membuat anak kehilangan kepercayaan diri dan tidak berkembang.
2. Jika menganggap anak tidak memenuhi harapan, janganlah saling menyalahkan, apalagi menyalahkan si anak. Lebih baik jika orangtua introspeksi agar dapat memperbaiki apa yang dirasa kurang.
3. Orangtua harus menyadari untuk tidak memaksakan suatu kebenaran berdasarkan pengalamannya, melainkan mendampingi dan memfasilitasi agar anak dapat menemukan kebenaran melalui pengalaman sendiri.
4. Kenali dan pahami gaya belajar anak, apakah anak memiliki gaya belajar yang visual, audio, kinestetik, maupun kombinasi dari ketiganya.
5. Bantu anak mengenal cara belajar efektif, seperti mengulang pelajaran yang sudah diajarkan, membuat rangkuman, berdiskusi, maupun berlatih
6. Kenali tahap perkembangan anak, agar pendampingan lebih optimal, terutama ketika anak memasuki fase “sulit”, seperti di usia 3, 11, serta 15 sampai 17 tahun.
7. Biasakan berorientasi pada proses, jangan pada hasil akhir. Anak perlu memperoleh penghargaan atas usaha yang dia lakukan, bukan hasil akhirnya.
8. Jangan paksa anak mencapai nilai tinggi karena ego atau gengsi anda. Hal ini menandakan anda tidak menerima anak apa adanya, atau menganggap anak adalah aset yang harus menghasilkan keuntungan bagi orangtua.
9. Bersikaplah positif, karena emosi itu menular. Biasakan berpikir, bersikap dan bertindak positif, agar energi positif yang memancar dari diri anda dapat terserap oleh anak.
10. Usahakan untuk menjalin komunikasi dengan guru. Hal ini penting, karena anak akan melihat bahwa gurunya bukan orang yang harus ditakuti dan dapat diajak berdiskusi. Anda dapat bekerja sama untuk memantau perkembangan anak. Lebih jauh lagi. guru akan merasa dihargai jika diminta pendapatnya.
11. Berikan hak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya, memiliki hobi dan peluang untuk menampilkan diri. Dengan demikian anak dapat lebih bersemangat, makin percaya diri, juga dapat menemukan bakat lain di luar bidang akademis.
12. Jangan lekas putus asa, apalagi lengah, dalam mendampingi dan membangkitkan semangat anak. Bersikaplah antusias.
13. Bersikap sabar dan konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Ketidakkonsistenan akan membuat anak bingung, akan tetapi kita juga perlu membaca situasi jika memang dibutuhkan, atau bersikap fleksibel.
14. Lihatlah permasalahan dari kacamata seorang anak. Suatu topik pembelajaran yang bagi anda mudah, belum tentu mudah bagi anak juga. Dampingi ia memecahkan masalahnya, tanpa menghakimi.
Sumber: Kompas