Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Bunda, telpon saja tidak cukup...

Oleh Irpan Rispandi 21 Oct 2013

Calon Pemimpin
Calon

 

Setiap orang adalah pemimpin. Meski mungkin tidak setiap orang berkesempatan menjadi Presiden atau pemimpin perusahaan namun setidaknya dia akan menjadi pemimpin untuk keluarga atau dirinya sendiri. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, setidaknya ada dua faktor yang berpengaruh.Kedua hal tersebut adalah fisik dan psikologis. Idealnya seseorang itu memiliki fisik yang bagus, maksudnya dia sehat, postur ideal, baik tinggi maupun beratnya, penampilan juga pantas. Disamping itu secara Psikologis juga harus bagus, maksudnya kehidupan sosialnya baik, cerdas dan mampu membawa diri.

Bagaimana seorang manusia ketika dewasa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tersebut ketika anak-anak. Kalau ketika awal pertumbuhannya, si anak hidup dilingkungan yang mendukung untuk tumbuh baik, maka anak tersebut ketika dewasa akan tumbuh menjadi orang yang hebat. Sebaliknya, kalau seorang anak tumbuh di lingkungan yang buruk, maka kecil kemungkinan dia akan tumbuh dewasa dengan baik. Biasanya anak yang masa kecilnya kelam akan tumbuh menjadi orang yang bermasalah.

Bibit suatu pohon jika dia dirawat dengan penuh kasih oleh petani, maka bibit tersebut akan tumbuh menjadi pohon sehat dan berbuah lebat. Sama halnya dengan anak manusia. Ketika dia anak-anak, kalau dia dirawat dengan baik, maka akan tumbuh menjadi orang yang baik. Siapakah yang berperan besar dalam proses pertumbuhan anak?

Jawabannya sudah tentu ibu. Memang semua anggota keluarga berperan dalam pertumbuhan seorang anak. Ayah, kakak-kakaknya, kakek nenek, semua punya pengaruh, namun yang paling besar tetap ibu. Ibu yang mengandung 9 bulan lamanya, menghadapi situasi antara hidup dan mati saat melahirkan. Ibu lah yang memiliki kedekatan emosional dengan anak-anaknya. Dengan nalurinya, seorang ibu bisa lebih mengerti segala hal mengenai anak-anaknya.

Mari kita Kembali ke analogi bibit dan petani. Untuk menyemai, menanam dan membesarkan bibit, tentulah tidak bisa dilakukan sembarangan. Si Petani tidak bisa asal tanam saja, asal siram saja, toh nanti juga itu bibit tumbuh. Ya mungkin si bibit akan tumbuh dan membesar, namun kalau asal tanam asal siram begitu apakah tumbuhnya akan bagus? sepertinya tidak ya.

Hal yang sama juga berlaku pada anak dan ibu. Dalam merawat dan membesarkan anak, si ibu tidak bisa asal memberi makan, asal menimang, membelikan mainan. Seorang ibu haruslah mempunyai wawasan yang luas seputar merawat dan membesarkan anak. Pengetahuan tentang gizi dan makanan, tentang pendidikan bayi dan balita, tentang penyakit dan pengobatannya, dsb.

Namun yang tidak kalah pentingnya adalah, si ibu juga mengamalkan semua ilmu dan wawasannya tersebut. Dia yang mengurusi makanan anak-anaknya, merawatnya ketika sakit, terjun langsung mengajarkan berbagai hal kepada anak-anaknya, menanamkan budi pekerti dan norma-norma, dsb.

Ibu adalah guru yang pertama
Ibu

Ada satu hal yang sedikit riskan pada pertumbuhan anak di jaman sekarang. Pada Keluarga-keluarga baru terutama di kota-kota besar, biasanya baik suami maupun istri dua-duanya bekerja. Kalau mereka punya anak, anak itu diurus oleh baby sitter atau kakek-neneknya. Sekilas memang tidak ada masalah dengan pola asuh demikian. Namun jika ditelaah lebih mendalam lagi, ada kekurangan pada pola asuh anak yang seperti itu.

Seorang anak sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari ayah ibunya, dan terutama sekali ibu. Berada di dekat ibu, si anak merasa lebih tenang, lebih hangat dan lebih terlindungi dan bisa bermanja-manja. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan psikologis anak. Kehadiran ibu seolah menjadi “pupuk” yang menyuburkan pertumbuhan anak.

Apa jadinya kalau ibu tidak pernah ada untuk anaknya. Atau kalaupun ada, hanya sebentar saja, hari sabtu-minggu dan hari libur saja misalnya. Pupuk yang sangat dibutuhkan itu tidak pernah didapatkan, atau didapat tapi hanya sedikit. Akankah kebutuhan anak terpenuhi?

Ok, mungkin kebutuhan fisik terpenuhi, makanan terpenuhi malah gizinya yang paling baik, itu juga masih ditambah berbagai suplemen dan multivitamin. Berbagai mainan dibelikan. Anak secara fisik tumbuh baik. Namun kalau si ibu jarang bertemu, maka akan terjadi ketimpangan. Fisik tumbuh bagus, namun psikologis kurang.

Para ahli mungkin ada yang memberikan berbagai solusi untuk orang tua yang dua-duanya bekerja, ada yang memberi tips menelpon anak, menghabiskan hari libur bersama anak, dll, dsb. Itu tidak salah dan memang ada manfaatnya. Namun kebutuhan anak itu lebih dari sekedar telpon dan jalan-jalan di hari minggu.

Anak butuh tempat berlindung saat dia ketakutan, butuh sentuhan dan pelukan, butuh ditimang dan bermanja-manja, bahkan butuh omelan ibu. Yang kesemuanya hanya akan didapatkan kalau si Ibu selalu berada di dekat anaknya.

Jika si anak terpenuhi semua kebutuhannya, baik fisik maupun psikologis, yang nampak maupun yang tidak nampak. Maka anak tersebut akan tumbuh menjadi orang yang semua potensinya itu berkembang. Dan tentu saja, ketika potensi-potensi si anak semuanya berkembang baik, bukan tidak mungkin dia bisa menjadi seorang pemimpin yang hebat. Dalam berbagai bidang kehidupan, sesuai minat dan bakatnya.

@aa_irpan

***