Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
"Golden Age" Langkah menuju Generasi Unggul untuk Bangsa
Oleh Dini N Mefana 11 Oct 2013

Anak adalah suatu anugerah yang terindah dari Tuhan bagi setiap pasangan setelah menikah. Suatu kebanggaan tersendiri ketika wanita mengandung, melahirkan dan membesarkan buah hatinya. Ya, Ibu adalah salah satu sebutan untuk anak ketika dia lahir tumbuh dan berkembang di dunia ini. “hello world” itulah istilah orang-orang IT ketika memiliki anak, bertambahlah tanggungjawab orang tua ketika si anak lahir. Tidak hanya sekedar memberikan ASI dan makanan penunjang namun juga cara mendidik sang buah hati yang sudah Tuhan titipan di keluarga kita.
Tumbuh kembang anak di mulai saat dia berusia 0-6 tahun, ini merupakan pertumbuhan yang special bagi si anak karena pada saat itulah keingintahuan anak secara fisik, mental, dan spiritualnya akan terbentuk. Golden Age inilah istilah yang lebih familiar di dunia pendidikan karakter anak, dimana menyebutkan bahwa otak berkembang cepat untuk merangsang dan menerima segala informasi yang didapatkan di lingkungan sekitarnya. (sumber: Pendidikan Karakter Anak)
Disinilah peran orang tua dan terutama ibu dalam membentuk dan mendampingi anak dalam tumbuh kembangnya. Jangan sampai moment-moment spesial di usia tersebut tidak diketahui karena ini akan menjadi salah satu motivasi ibu juga dalam mendidik anak. Ibu yang bekerja tidak akan sulit membagi waktunya untuk anak dan kewajibanya di kantor. Apalagi ibu yang tidak bekerja atau memiliki usaha dirumah dimana waktunya lebih fleksibel untuk mendampingi anak.
Selama ini yang saya lihat dari beberapa kerabat/temen cara mengasuhnya berbeda-beda. Mempersiapkan itu semua tidak sulit sebenernya hanya membutuhkan pemahaman seorang ibu dalam proses tumbuh kembang anak. Caranya bisa saja dengan membaca buku, mengikuti seminar atau jaman sekarang ini sudah gampang sekali yaitu dengan media elektronik (majalah elektronik) mengenai informasi-informasi pola asuh anak, bagaimana membangun karakter anak dll.
Pengalaman saya selama ini dengan melihat teman-teman dan kerabat mengenai pola asuh anak, ada yang over protective ada pula yang slow protective atau orang tua saya bilang “tarik ulur”. yuk dibahas satu-satu,
1. over protective
Over Protective melakukan perlindungan itu memang kewajiban sebagai orang tua dalam mengawasi anaknya, namun apa jadinya jika sang ibu justru malah over protective. Over protective ini misalnya ketika anak ingin melakukan sesuatu selalu dilarang sama ibunya. Misalnya memegang gunting, bermain air di ember dsb. Apa yang saya lihat justru si anak berontak/melawan dan akhirnya menangis dan lagi-lagi ibunya membentak dan menyalahkan si anak. Menurut saya, hal ini tidak mendidik otak si anak karena di usia-usia golden age anak pasti menangkap informasi yang terakhir diberikan oleh ibu, dimana memegang gunting atau mainan air itu adalah hal yang tidak diperbolehkan. Padahal kegiatan ini bisa lho diarahkan dengan lebih baik misalnya dengan cara mengarahkannya dengan cara menggunting yang benar seperti apa, dan bisa juga belajar menuang air ke dalam ember satu ke ember lainnya. Hal ini akan membantu gerak motorik dan otaknya bahwa hal seperti ini adalah pengalaman atau sistem belajar baru untuk si anak.
2. slow protective/tari ulur
Slow protective/tarik ulur ini merupakan proses pengawasan dimana sang ibu mendidik anak untuk lebih berkreasi melakukan apa saja kegiatan sewaktu kecil/bermain bersama teman-teman seusianya tapi masih dalam koridor pengawasan. Misalnya jika anak sudah berusia 4-5 th biasanya sedang senang-senangnya bermain dan bersosialisasi bersama kawan-kawannya di luar rumah. Jika begini biarkan saja anak bermain sepuasnya namun sebelum dia pergi berikan role/peraturan. Informasikan ke anak boleh main tapi ingat pulangnya sebelum jam 17.00 dengan seperti ini anak bertambah wawasannya mengenai belajar tentang waktu bermain, waktu dimana dia pulang ke rumah untuk istirahat dan belajar dsb. Apa yang saya lihat si anak justru akan lebih care dan mengerti apa yang dia lakukan.
Selain itu, tumbuh kembang anak disertai juga dengan nutrisi makanan yang diberikan oleh orang tua. Kenalkan kepada mereka makanan penunjang mulai usia 6 bulan. Kalo kata tante saya pada awal mulai mengenal makanan kenalkanlah makanan dari tekstur dan rasa asli tanpa ditambah rasa asin, manis ataupun gurih. Hal ini bertujuan untuk merangsang lidah perasa si anak supaya kenal apa yang di makan. seperti buah irisan apukat, tim ati ayam, tim salmon dan sayuran dll. Beranjak 8 bulan - 1 th sudah mulai dikenalkan tim nasi yang agak bertekstur kasar dan tambahan kaldu gurih. Dengan begitu anak juga akan terangsang dan mengenal asupan makanan yang dia makan setiap harinya. Selain melatih lidah perasa juga membantu kerja otak anak semakin bagus dengan nutrisi yang diberikan sang ibu.
Kurang lebih inilah pengalaman saya melihat perkembangan anak di lingkungan saya. jadi bisa disimpulkan ikutilah tumbuh kembang anak dengan berbagai macam pengalaman dan sharing sang ibu serta menerapkannya pada sang buah hati dengan kesabaran insyaalloh sang buah hati akan menjadi pemimpin di masa depan yang cerdas dan kreatif.
Blog ini dalam rangka mengikuti kompetisi blog bersama Sari Husada - Nutrisi Anak Bangsa (NUB).
Ibu Ibu Ibu, Ayah dan si kecil, Sang calon pemimpin masa depan:)