Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 27 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 16 Oct 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Jan 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 02 May 2020
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Jun 2019
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Perawatan Metode Kanguru untuk Anak Prematur
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 14 Nov 2018

Sahabat Nutrisi,
Kelahiran prematur kerap menimbulkan kecemasan tersendiri bagi ibu. Ini karena prematuritas memiliki banyak komplikasi bagi janin, terutama berkaitan dengan sistem organ tubuhnya yang belum terbentuk sempurna sehingga dapat mempengaruhi kemampuan si Kecil untuk bertahan hidup di luar rahim ibu.
Si Kecil dikatakan prematur jika dilahirkan sebelum usia kehamilan (gestasi) 37 minggu yang dihitung dari hari pertama haid terakhir ibu. Angka kejadian bayi lahir prematur masih tinggi dan menjadi perhatian di dunia.
Merawat anak yang terlahir prematur memang menimbulkan tantangan tersendiri, baik bagi dokter maupun orangtua. Salah satu perawatan bayi prematur yang banyak dilakukan adalah Perawatan Metode Kanguru (PMK).
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Columbia pada 1979 sebagai cara alternatif perawatan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau prematur namun fasilitas kesehatan terbatas.
Metode ini meniru kanguru yang setelah lahir disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air susu induknya.
Manfaat Metode Kangguru
Perawatan Metode Kanguru merupakan alternatif pengganti inkubator dalam perawatan prematur. Meski sederhana, namun teknik ini memiliki sejumlah kelebihan, antara lain:
1.Efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator (pengaturan suhu) bagi bayinya, sehingga si Kecil mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia).
2. Perawatan Metode Kanguru memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.
3. Perawatan Metode Kanguru dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui, serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.PMK Intermiten
Diperuntukkan bagi bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat.
Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator.
PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
2. PMK Kontinyu
Pada PMK Kontinyu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan ia harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen.
Kemampuan untuk minum (seperti mengisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena Perawatan Metode Kanguru sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
Selain itu,riset menunjukkan Perawatan Metode Kanguru bermanfaat dalam menurunkan jumlah bayi baru lahir yang meninggal secara bermakna, menghindari bayi berat lahir rendah dari kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, menunjang pemberian ASI, juga meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi.
Cara Perawatan Metode Kangguru
Pada dasarnya semua ibu dapat melakukan Perawatan Metode Kanguru sepanjang si kecil dalam kondisi stabil, tidak dalam kondisi kritis yang mengancam nyawa.
Langkah-langkah untuk melakukan Perawatan Metode Kanguru yaitu:
1.Letakkan si Kecil dengan posisi tegak di antara payudara ibu sehingga terjadi kontak kulit dada ke dada.
2. Kepala bayi menghadap ke samping dengan posisi sedikit menengadah supaya jalan napas terbuka dan ada kontak mata dengan ibu.
3. Panggul bayi dalam posisi seperti katak. Sedangkan bawah telinga bayi diikat dengan kain. Buatlah ikatan yang kencang di bagian punggung sedangkan bagian perut dilonggarkan supaya bayi dapat bernapas lega.
4. Lakukan PMK selama 60 menit. Kurang dari durasi itu bisa memicu stress pada bayi karena perubahan yang terlalu sering. Lama kontak kulit pada PMK dapat ditingkatkan secara bertahap hingga berlangsung kontinyu siang malam, dengan interupsi hanya saat ganti popok.
5. Saat ibu perlu melakukan hal lain, anggota keluarga misalnya ayah, dapat menggantikan posisi PMK untuk sementara.
6. PMK biasanya dilakukan sampai bayi mencapai usia 40 minggu atau berat badan 2500 gram.
Memantau Pernapasan Si Kecil
Laju pernapasan normal pada bayi prematur dan berat lahir rendah berkisar antara 30-60 kali per menit, dan kadang ia mengalami henti napas sementara (apnea). Jika periode apnea terjadi kurang lebih 20 detik, dan si Kecil menunjukkan bibir dan wajah kebiruan dan laju denyut jantung rendah segera rangsang dengan menggosok punggung atau kepalanya serta mengayun-ayun sampai bayi kembali bernapas. Jika bayi masih tidak bernapas segera hubungi petugas kesehatan.
Bayi perlu dilepas dari kontak kulit saat ganti popok, perawatan tali pusat, atau diperiksa oleh dokter. Setelah bayi mandi, harus segera dikeringkan dan dikembalikan lagi pada posisi PMK.
Ibu dapat membawa bayi dengan posisi PMK kemana saja.Posisi tidur ibu yang terbaik adalah berbaring dengan posisi 15 derajat dari horizontal untuk mengurang risiko bayi henti napas.
Semoga informasi ini bermanfaat ya Sahabat Nutrisi.
Referensi:
World Health Organization. Kangaroo Mother Care: A Practical Guide. 2003.
Kangaroo Mother Care: Support For Parents & Staff Of Premature Babies. How To Do KMC. 2016. http://www.kangaroomothercare.com/how-to-do-kmc.aspx
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-meningkatkan-pemberian-asi