{"content":" \r\n
Dian Komala<\/p>\n\n
29 Nov 2012 15:05<\/p>\n\n
1. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunungkidul-2-bu-lis-es-krim-ubi-ungu-mbah-noto\/<\/a>\r\nsaat saya baca ulasan ini, hati saya ikut teriris membaca masih byk ibu2 hamil di daerah yang serba kekurangan. Dan betapa hebatnya kaum ibu2 hamil ini untuk bertahan hidup apalagi yang berhasil melahirkan dan membesarkan anak mereka. Patut diacungkan sepuluh jempol. Untuk bagian membuat es krim ubi ungu itu, itu jg sesuatu yg luar biasa, rasa baru yang belum banyak ada di kota2 besar. Bisa dijadikan referensi untuk menu baru di ibukota. \r\n\r\n2.http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunungkidul-2-bu-lis-es-krim-ubi-ungu-mbah-noto\/<\/a>\r\nmenjadikan belalang goreng sebagai salah satu pangan bergizi tinggi, sangatlah baik. bisa menjadi salah satu ikon wisata kuliner yang unik. Saya setuju banget pas dibilang Lobster utk kalangan mampu, belalang untuk kalangan bawah, dan memang itu tidak benar. semuanya berbalik pada kemauan untuk meningkatkan kepopuleran ciri khas daerah setempat untuk menjadi daya tarik wisatawan. =)<\/p>\n\n \n\n Dian Komala<\/p>\n\n 29 Nov 2012 15:07<\/p>\n\n lupa cantumin akun twitter saya di @dian_mail<\/p>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Dhina Mustikaningrum<\/p>\n\n 29 Nov 2012 14:41<\/p>\n\n Saya suka artikel No. 1:\r\nBelalang goreng mengingatkan saya akan kampung halaman saya di Tuban, ketika pergantian musim tiba, sebagian masyarakat memanfaatkan laron yang biasa bertaburan untuk hidangan. Agak aneh, tapi menarik. Saya sendiri belum pernah merasakannya langsung. Jadi tidak kaget dengan belalang goreng. sumber protein alternatif yang mungkin tidak musiman seperti halnya laron.\r\n\r\nSaya juga suka artikel no.2\r\nGathot thiwul juga kerap saya konsumsi. Mencarinya tak semudah jaman dulu. Jaman sekarang perlu perjuangan untuk dapat jajan pasar macam itu. Bahkan di Malang, musti nunggu event Malang Tempo Doeloe kali untuk bisa mendapatkannya.Event unik yang pengunjungnya wajib pake busana tempo dulu. Sama dengan gathot thiwul yang sekarang dibilang makanan tempoe dulu...\r\nhttps:\/\/twitter.com\/Dhina_Mustika<\/a><\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Dwiputrirats<\/p>\n\n 29 Nov 2012 14:12<\/p>\n\n Dua artikel pilihan saya:\r\n1. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\nSesaat melihat menu makanan dalam artikel ini, saya langsung terhenyak. Setahun lalu di sebuah pedalaman di Kalimantan Barat, saya pernah ikut berburu belalang seperti foto dalam artikel. Oleh warga Dayak Iban setempat binatang berkulit cokelat ini disebut Buntak. Tidak tanggung-tanggung, perburuan dilakukan tengah malam. Keesokan paginya, saya disuguhi Buntak yang sudah digoreng. Uh, saya agak lama untuk memasukkannya ke dalam mulut karena tidak terbiasa menyantap menu satu ini. Begitu semua rekan tim sudah memakannya, barulah saya berani mengunyah dengan cepat. Ternyata rasanya mirip udang. Pantas kalau di artikel ini bilang, belalang itu penuh protein. Pengalaman makan belalang goreng yang tak terlupakan buat saya :)\r\n\r\n2. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\nEntah mengapa, membaca artikel 7 makanan kreatif ini, saya jadi ingat tayangan Doomsday Preppers di channel National Geographic. Di mana orang-orang berlomba mempersiapkan cara survival terbaik kala Doomsday menjelang, termasuk kreatif dalam mengolah makanan dari bahan yang sederhana dan mudah ditemui tapi tetap bergizi tinggi. Karena tidak ada yang tahu, kapan krisis bahan pangan utama akan tiba kan? Mungkin harus belajar banyak dari masyarakat Gunung Kidul untuk menemukan resep-resep bergizi yang murah meriah dan mengenyangkan laiknya nasi putih tentu saja. Nice article, should try one of the menu when I get to Gunung Kidul :)<\/p>\n\n \n\n Dwiputrirats<\/p>\n\n 29 Nov 2012 14:14<\/p>\n\n Akun twitternya ketinggalan, kaka.... :)\r\n\r\n@dwiputrirats<\/p>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n bayuu<\/p>\n\n 29 Nov 2012 13:08<\/p>\n\n Ketertarikan pertama saya Terhadap Artiktel\r\nGathot thiwul Yu Tum: Tradisi yang bertahan di tengah modernisasi\r\nPenulis menjelaskan dalam artkelnya sosok kecerdikan seorang Yu Tum dalam membuat usaha gathot dan thiwul. Kenapa? Yu Tum tidak hanya sekedar mencari keuntungan dalam membuat usaha dia sadar bahwa kondisi akan desanya sehingga dia berusaha menyadarkan masyarakatnya bahwa masyarakat harus sadar bahwa kita harus memaksimalkan potensi yang kita punya yaitu emang umbi-umbian lah yang cocok untuk desa kita dan masyarakat harus bisa memaksimalkan hal tersebut. Beliau berusaha menjadi pelopor dalam mengembangkan usaha potensi yang dimilki desa gunung kidul yaitu olahan umbi, gathot dan thiwul. Bukan hanya itu saja yang menarik Yu Tum juga sadar di tempatnya perlu adanya lowongan pekerjaan sehingga dia sengaja dalam pengolahannya secara alami yang serba dikerjakan secara tradisional.\r\n Poin yang paling pentingnya adalah usaha yany didirikan Yu Tim dia membuat usaha makanan yang bergizi dan bahan utamannya menyediakan dari desanya sendiri. Dia sadar makanan yang dijualnya bisa meningkatkan taraf gizi masyarakatnya dan masyarakat bisa tercegah dari penyakit kekurangan gizi. Yu Tum mungkin sadar bahwa makanan menentukan kualitas bangsanya sperti yang ingin disampaikan nutrisibangsa.\r\n Sebagai tambahan dari aspek marketing usaha yang didirikan Yu Tum juga sangtlah pintar dan berpeluang menjadi lebih besar jika terus dikembangkan. dari sisi segmentasi jelas bahwa makananya adalah makanan pokok untuk didesanya sudah ada segmntasi yang jelas dan suadah banyak pelanggan yg loyal. targetingnya bisa sampai kepada wisatawan yang datang. positioningnya adalah bahan olahan khas dari gunung kidul yang enak dan murah.\r\n\r\nKedua adalah artikel Eksotisme gunung kidul 2\r\npenulis menjelaskan sosok seorang bidan yang bernamaa listiyani Ritawati atau yang dipanggil bu lis menjadi sosok yang menginspiratif. beliau sadar akan arti penting air. air adalah sumber utama dalam kehidupan. kecerdasanm bangsa juga ditentukan oleh kualitas airnya. bu lis tidak bisa tenang ketika melihat ibu-ibu hamil mengambil air yang jaraknya kilometer. dengan kesungguhan hatinya,dia berhasil \t membuat sumur bor walaupun tidak berjalan mulus awalnya.\r\n selain itu dia juga didalam artikel diceritakan budaya-budaya gunung kidul yang kekeluargaanya yang masih melekat.\r\n\r\nPerlu diingat\r\njenis makanan suatu bangsa ikut menentukan kualitas suatu bangsa juga, dan jenis makanan suatu bangsa dipengaruhi oleh budaya bangsa dan keadaan geografisnya -opini<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Yuniari Nukti<\/p>\n\n 29 Nov 2012 12:49<\/p>\n\n Saya suka artikel No 1:\r\n http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\n\r\nAlasannya setelah membaca tulisan itu saya telah mendapatkan pengetahuan baru, ternyata belalang itu bisa dimakan!\r\nTerima kasih telah berbagi informasi.. :)<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Abdul Cholik<\/p>\n\n 29 Nov 2012 12:17<\/p>\n\n Dua artikel yang saya pilih adalah dibawah ini:\r\n\r\n1. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\n\r\n5. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\n\r\nAlasan\r\n1. Artikel mengulas secara rinci dengan pemahaman yang baik tentang apa yang dilihat dan dirasakan disertai gambar yang bagus dan relevant dengan artikelnya.\r\n\r\n2. Artikelnya menyorot makanan\/minuman yang kurang populer di mata orang luar wilayah Gunung Kidul sehingga memberikan pengetahuan baru yang bermafaat sehingga diharapkan ada variasi dalam mengkonsumsi jenis makanan\/minuman\r\n\r\nTwitter@pakdecholik<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Rahayu Permatasari<\/p>\n\n 29 Nov 2012 11:13<\/p>\n\n Saya menyukai artikel:\r\n1. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/sehat-yang-murah-di-gunung-kidul\/<\/a>\r\nsaya setuju dengan pemikiran penulis, sehat itu bisa didapat dengan cara yang murah. Di era modern sekarang ini sudah tertanam di setiap lapisan masyarakat kita sehat itu MAHAL. sehat itu berhubungan dengan obat-obatan, vitamin, suplemen, yang harganya membuat kantong bolong. Para penderita diabetes rela menyuntikan insulin ke dalam tubuhnya. Padahal sesuai info dari penulis, mengkonsumsi nasi merah secara teratur baik untuk penderita diabetes. bahkan serangga menjijikan seperti belalang pun memiliki kandungan protein yang tinggi. Artikel ini memberi kita informasi asupan makanan sehat yang tidak perlu merogoh kocek tinggi, bahkan bisa kita temukan di sekitar kita gratis ;)\r\n\r\n2. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/sehat-yang-murah-di-gunung-kidul\/<\/a>\r\nSaya suka artikel ini karena saya sependapat dengan penulis bahwa \"dalam keadaan yang sulit dan terjepit kita harus dapat bertindak kreatif\". Saya baru tau bahwa masyarakat GK dapat memanfaatkan hasil alam mereka dengan semaksimal mungkin walaupun dalam kondisi alam yang kesulitan air. Banyak makanan yang biasanya langsung kita buang karena tidak ingin memakannya disulap menjadi kudapan menarik kaya gizi. Sebut saja gathot, siapa sangka singkong jamuran ini memiliki lebih banyak gizi dikarenakan bakteri lactobacillus yang terkandung di dalamnya. Belum lagi belalang goreng, well mungkin yang satu ini tidak menarik. Tapi dalam gorengan belalang belalang ini tertimbun banyak sekali protein yang baik untuk gizi. Artikel ini membuka wawasan kita, bahwa makanan yang dipandang sebelah mata ataupun hanya bisa dijadikan pelelngkap, bisa kita sulap menjadi makanan baru yang bergizi dengan kekreatifan kita.\r\n\r\ntwitter : @aiiunduth<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n yoana<\/p>\n\n 29 Nov 2012 11:06<\/p>\n\n 1. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\nSebelum baca artikel yang ini aku penasaran sego abang itu apaan yaa? Nah penasaram juga sama belalang gorengnya. Pas baca, ternyata sego abang itu nasi merah,langsung terfikir hebatnya masayarakat gunung kidul dalam memilih makanan pokok yg sehat. Saya aja kalah loh, bener jarang makan nasi merah :( nah pas baca tentang gizi dari belaalang goreng itu aku cuman bisa bilang \"wah\" ternyata makanan yg menurut aku aneh itu punya gizi yang sangat baik! Jadi pengen ke gunung kidul nyobain belalang goreng :)\r\n\r\n2. http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/eksotisme-gunung-kidul-1-sego-abang-dan-belalang-goreng\/<\/a>\r\nNah kalo artikel yg ini bener bener bermanfaat banget, apalagi ada menu menu makanan sehatnya. Wah pas baca artikel ini, aku langsung catat menu makanan sehatnya. Aku penasaran banget sama eskrim ubi nyaaaa. Harus bikin nih dirumah, suka banget sama artikel ini, dapat menu baru buat cemilang dirumah, sehat, murah pula :)<\/p>\n\n \n\n yoana<\/p>\n\n 29 Nov 2012 11:09<\/p>\n\n Twitter: @yoanoyo<\/p>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Aprillia Arifiyanti<\/p>\n\n 29 Nov 2012 10:51<\/p>\n\n # Saya pilih artikel 1 yg ditulis oleh ibu Evi Indrawanto \" Sego Abang dan Belalang Goreng\"\r\nJujur saya tertarik awalnya krn judulnya ada belalang gorengnya, setelah saya baca ternyata seru jg ya, saya baru tau kalau belalang bs dijadikan sbg lauk yg kaya protein (disamping lemak, kalsium dan zat besi) walaupun rasanya seperti paduan dari rasa kayu, jerami dan daun kering goreng namun penulis berhasil membuat saya ikut penasaran ingin mencobanya juga dan bermimpi ingin segera berjelajah ke Gunung Kidul :D\r\n\r\n#Saya Juga Pilih Artikel 3 \"Sehat Yang Murah Di Gunung Kidul\" yang ditulis oleh Hanum Hapsari \r\n\r\nBagi saya artikelnya menarik krn paparan kulinernya lengkap mulai dr nasi merah, belalang goreng, sayur daun pepaya, sambal bawang, teh gula batu, ice cream ubi ungu, bakpao ubi jalar, bakmi godhod, sambal korek dg kisaran harga yg terbilang murah, sederhana dan tetap bergizi. Disertai asal muasal serta beberapa tips dari penulisnya, menggugah nurani saya bahwa segala sesuatu yang sederhana itu justru sangat luar biasa dan memang benar bahwa sehat itu tidak selamanya mahal.\r\n\r\nTwitter @aprill1a<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n Farah Fauzia<\/p>\n\n 29 Nov 2012 10:45<\/p>\n\n Setelah membaca kelima artikel di atas, cukup sulit bagi saya untuk menentukan mana yang paling menarik. Karena menurut saya, kelima artikel tersebut sama-sama memberikan pengetahuan baru dengan gaya penuturan dan deskripsi yang apik.\r\nJika harus memilih, maka artikel favorit saya adalah.\r\n\r\n1. Artikel http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/sehat-yang-murah-di-gunung-kidul\/<\/a>\r\nDengan gaya bahasa yang santai, artikel ini tetap mampu memberikan informasi penting dan bermanfaat. Cara mendeskripsikan yang apik juga mampu mengarahkan imajinasi saya tentang keindahan Gunung Kidul serta kekayaan kulinernya yang tampak sangat menarik untuk dicoba. Salut!\r\n\r\n2. Artikel http:\/\/nutrisiuntukbangsa.org\/sehat-yang-murah-di-gunung-kidul\/<\/a>\r\nArtikel ini sedikit banyak telah membuka lagi memori masa kecil saya dengan jajanan sederhana namun enak yang melengkapinya, yaitu thiwul. Penambahan informasi mengenai jenis dan cara pembuatan membuat artikel ini makin menarik untuk dibaca. Dan tentu saja, dengan membaca artikel ini semoga kita tergerak untuk terus melestarikan jajanan asli Indonesia.\r\n\r\ntwitter : @fhafauzia<\/p>\n\n \n\n \n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n <\/div>\n\n\r\n \r\n","pagination":" View 10 more comments<\/a> "}