Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 29 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 23 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 19 Nov 2021
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Nov 2021
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
acara 7 bulanan dengan tradisi lama
Oleh Rika setiawati 15 Feb 2014
Hmm….pas tiba2 buka album foto kenangan…salah satunya foto-foto kenangan waktu aku dan suamiku menjalani upacara tradisi Jawa…pas aku hamil 7 bulan anakku yg pertama. Ngeliat foto2 tadi rasanya terharu banget…betapa orang tua kita care banget ja ama kita, menyiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan tradisi tersebut, sebagai bagian tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa, dengan harapan agar kelak anak yang dilahirkan tersebut dapat lahir dengan selamat. Tentu saja maksudnya disini tetap menomor satukan Allah S.W.T yang mengatur semuanya. Tapi mari kita lihat tradisi ini sebagai hal yang positive dan bukan menganggapnya sebagai hal yang musyrik..
Mungkin di beberapa wilayah Jawa mempunyai tradisi yang berbeda-beda tentang adat Mitoni ini. Disini aku mau cerita tentang upacara adat 7 bulanan atau Mitoni, yang aku dan suamiku jalani waktu itu ketika aku hamil anakku yang pertama.
Mitoni berasal dari kata pitu yang berarti tujuh, supaya memberi pitulungan atau pertolongan…. Seperti yang aku bilang tadi…Mitoni mengandung makna ritual peringatan tujuh bulan kehamilan seseorang. Dan Mitoni hanya dilakukan bagi wanita yang mengandung anak pertama. Ini dia urutan upacaranya yang aku dulu lakukan.
1. Siraman
Siraman merupakan simbol upacara sebagai pernyataan tanda pembersihan diri, baik fisik maupun jiwa. Pembersihan secara simbolis ini bertujuan membebaskan calon ibu dari dosa-dosa sehingga kalau kelak si calon ibu melahirkan anak tidak mempunyai beban moral sehingga proses kelahirannya menjadi lancar.
Aku inget banget waktu itu…air yang dipakai untuk siraman berasal dari 7 (Tujuh) sumber mata air yang berbeda…dan juga air tersebut ditaburi bunga 7 (Tujuh) rupa..atau tujuh macam bunga yang berbeda…dan yang memandikan aku dan suami ku pun dilakukan oleh para sesepuh ( orang yang dituakan) yang berjumlah 7 (Tujuh) orang juga…dimulai dari kedua orang tuaku…
Aku dan suamiku dibalut kain batik adat Jawa….kemudian kami duduk bersebelahan…dan masing2 dari kami dimandikan dengan air dari tujuh sumber yang dicampur tujuh buah macam bunga tersebut. Satu persatu orang yang dituakan tadi memandikan kami secara bergantian…
Terakhir kami di guyur air didalam kendi, sampai air tersebut habis. Setelah habis, kendi yang telah kosong tersebut dibanting ke tanah. Kalau Ujung/paruh kendi tidak pecah, para sesepuh berteriak Lanang ! artinya bayi yang lahir adalah laki-laki.. Kalo bagian ujung kendi ikut pecah, para sesepuh tadi berteriak Wadon ! artinya bayi yang akan lahir berarti perempuan.
Entah kebetulan atau apa…ujung kendi yang dibanting waktu itu gak ikut pecah…terus yang mandiin kita tadi langsung teriak Lanang…!! Hhehehe…hayo tebak..anakku yang pertama cowok apa cewek..??? Suasana upacara waktu itu jelas sakral..tapi riang …pokoknya kenangan indah bagi aku n suamiku …
2. Brojolan
Waktu itu aku didandani busana adat Jawa ..begitu pula suamiku, dia memakai busana Adat Jawa lengkap dengan keris yang dihiasi bunga melati. Wah…tambah ganteng banget suamiku pake baju motif Lurik Jawa ..keren….bersyukur banget punya suami setia dan ganteng..hehhehe (lebayy..)
Dilanjut dengan meneroboskan dua buah kelapa gading yang sebelumnya telah digambari dengan wayang Kamajaya dan Kamaratih. Tujuannya kelak agar kalau bayi yang lahir laki-laki akan seganteng tokoh pewayangan Kamajaya dan kalau bayi yang lahir perempuan akan secantik tokoh pewayangan Kamaratih. Sebagai orang yang gak begitu ngerti dengan itu semua..aku cuma ngikut aja..hhehehe..tapi asyik…sumpeee….
Salah seorang sesepuh meneroboskan dua buah kelapa gading tersebut disela-sela kain batik yang kupakai…dan calon nenek (mamiku) menangkap kelapa tersebut dari bawah…yang nantinya diberikan kepada calon ayah (suamiku). Makna simbolis dari upacara ini adalah agar kelak bayi lahir dengan mudah tanpa kesulitan.
3 Upacara memutus lilitan janur/lawe
Suamiku sendiri bertugas memotong lawe atau ikat pinggang dari daun janur yang melilit perutku (yg lagi hamil waktu itu)…dengan keris yang telah dihiasi bunga melati tersebut. Hal ini melambangkan kewajiban suami untuk memutuskan segala rintangan dalam kehidupan keluarga..dan agar kelahiran sang bayi lancar…
4. Upacara Ganti Busana
Selesai upacara Brojolan..Aku diharuskan memakai 7 macam motif kain batik Jawa bergantian… atau jarit berbagai motif, motif sido luhur, sido asih, sido mukti, gondo suli, semen raja, babon angrem dan terakhir kain lurik motif lasem. Kain lurik motif lasem melambangkan cinta kasih antara bapak dan ibunya. Kain-kain yang tujuh motif tersebut dikenakan bergantian urut satu persatu.
Setiap berganti hingga kain yang ke enam, pemandu akan bertanya kepada hadirin dan sesepuh sudah pantas atau belum, dan hadirin akan menjawab serentak: “belum!” Ketika kain ke tujuh atau terakhir dikenakan, yaitu kain lurik motif lasem, barulah hadirin menjawab sudah. Sudah pantas dan selayaknya.
Hidangan sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT, yang disediakan dalam upacara Mitoni kita dulu antara lain :
1. Tujuh Macam Bubur, termasuk bubur Procot.
2. Tumpeng Kuat , maknanya bayi yang akan dilahirkan nanti sehat n kuat
3. Tumpeng dengan Urab-urab tanpa cabe, telur ayam rebus dan lauk yang dihias
4. Jajan Pasar, syaratnya harus beli di pasar (Kue,buah,makanan kecil)
5. Rujak buah-buahan tujuh macam, dihidangkan sebaik-baiknya supaya rujaknya enak,bermakna anak yang dilahirkan menyenangkan dalam keluarga
6. Dawet, supaya menyegarkan.
7. Keleman Semacam umbi-umbian, sebanyak tujuh macam.
8. Jenang warna merah dan putih yang dibentuk berupa anak laki-laki dan perempuan dan macam lainnya… (gw gak ngerti pasti nama2 nya…)
5.Upacara Memecahkan Siwur
Siwur adalah gayung yang terbuat dari batok kelapa…alat untuk memandikan kami tadi waktu siraman. Maksudnya adalah memberi sawab (doa dan puji keselamatan) agar nanti kalau si ibu masih mengandung lagi, kelahirannya juga tetap mudah.
6. Jualan Dawet
Nah…yang terakhir ni seru banget …setelah segala urutan tadi dilakukan…aku ama suamiku disuruh jualan dawet….es dawet beneran lo..dan pembelinya adalah tadi yang nonton ama yang sesepuh tadi. Mereka bayar pake kreweng atau pecahan genteng..kalo ga ada pun batu juga gak apa2..hheehee…. Aku dan suamiku sibuk melayani mereka…seru banget waktu itu..bener-bener kenangan yang tak terlupakan….
Alhamdulillah…waktu itu anak pertama kami pun lahir dengan selamat, proses cepat dan lancar…Dia seganteng papa nya…subhanallah….alhamdulillah banget. Terlepas dari upacara Mitoni tersebut..yang penting keyakinan kita pada Allah yg menjadikan semuanya lancar. Semoga anak2 kami menjadi anak yang berbakti dan menjadi anak sholeh n sholehah…aamiin….
Oya….satu hal lagi temen2…Dengan didampingi suami saat kita melahirkan memang menjadi suatu moment yang sangat penting dalam proses melahirkan dan perasaan kita pun menjadi tenang. Memegang tangan, mencium, mengelus dan memeluk kita saat berjuang melahirkan . Dan akupun sangat beruntung selalu didampingi suami saat melahirkan anak2 ku….
Gimana dengan kalian temen2…khususnya yang berasal dari Jawa dan sekitarnya…apa kalian juga melakukan adat upacara 7 bulanan atau Mitoni seperti yang kami lakukan….?? Gimana pendapat kalian..??? menurutku sangat bagus ..karena selain mewariskan adat tradisi..juga bisa dijadikan sebagai motivator kita saat akan melahirkan…
* coretanku .. :P